Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Single Bebas Utang, Setelah Menikah?

7 Agustus 2020   11:31 Diperbarui: 7 Agustus 2020   11:26 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun seiring bergulirnya waktu, ternyata kebutuhan semakin banyak. Padahal TPG (1,5 juta/bulan) sebagai guru non PNS cairnya tidak tentu juga waktunya. Apalagi ketika hadir buah hati dan terkadang ada sesuatu yang membuat pengeluaran harus melebihi pendapatan. 

Akhirnya karena TPG yang ditunggu belum tentu cair pada setiap tiga bulan, mau tak mau harus pinjam uang juga. Terutama ketika ada keperluan yang benar-benar mendesak dan uang dari suami belum bisa mencukupi, seperti saat saya harus opname dan si bungsu opname. 

Kesehatan memang perkara yang sangat saya prioritaskan. Dengan kesehatan saya dan keluarga akhirnya akan membuat tenang saat bekerja. Dan siapapun orangnya pasti ingin selalu sehat. Namun di saat tubuh memang harus istirahat beberapa hari, ya saya tak kuasa menolak juga.

Untuk keperluan opname, saya meminjam uang kepada saudara. Pastinya saya mencicil juga untuk membayarnya. Jadi setiap menerima TPG ---yang kadang cair dalam 3 bulan sekali atau bahkan pernah lebih dari setengah tahun belum menerima juga--- saya selalu berusaha untuk nyicil.

Bicarakan Baik-baik Jika Belum Bisa Melunasi Segera

Yang menjadi pertanyaan, bagaimana saat TPG belum cair juga, padahal saya menjanjikan setiap TPG cair saya nyicil?

Sebenarnya saudara saya tidak nguyak-uyak saya untuk membayar utang. Bahkan dia tidak mencatat berapa uang yang dipinjamkannya untuk saya. Saya sendirilah yang mencatat. 

Karena saudara tidak nguyak-uyak angsuran, saya sendiri yang merasa jadi tak enak juga. Saya bicara baik-baik kepada saudara kalau belum bisa nyicil. Alhamdulillah saudara bisa memahami. Saya bersyukur untuk hal itu.

Bahkan kalau nyicil, terkadang saudara malah bilang kalau bisa dicicil lain kali. Tetapi saya ya harus nyicil juga. Hutang adalah tanggungan hidup. Jika tidak terbayar sampai mati pun itu akan diperhitungkan juga di alam sana nantinya.

**

Jadi jika kita memang punya hutang kepada orang lain, ya harus dibayar. Kita harus menempatkan diri, bahwa mungkin saja orang yang meminjami uang ternyata saat tertentu membutuhkannya. Hanya dia bingung dan tidak enak untuk menagih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun