Nah kalau sudah selesai, orangtua atau pendidik bisa mengajak belajar menggambarkannya. Sebagai contoh, orangtua, guru atau pendidik mendongeng tentang kisah petani yang rajin, jujur. Suatu saat petani itu menemukan seekor burung tergeletak di tanah. Rupanya burung itu kakinya patah.
Dari kisah tadi, anak diajak berimajinasi. Orangtua bisa menanyakan apa yang terlintas di pikiran anak dan yang perlu digambarkan ketika mendengar kisah tadi.
"Nak, menurutmu yang perlu digambar dari kisah tadi apa?"
Jika anak kesulitan juga, ulangi cerita tadi. Biar anak bisa lebih menyimak dan memahami cerita yang didengarnya.
"Mmm... petani, Bu."
"Iya. Terus apa lagi?"
"Burung."
Berikan pujian untuk anak dari jawaban yang diberikan anak. Lalu ajak anak menggambar petani dan burung yang jatuh di tanah.
Petani bisa digambarkan dengan sesosok lelaki bertopi caping. Bisa dalam posisi berdiri, atau jongkok. Petani bisa memegang cangkul atau cangkul berada di samping petani. Di depan petani, digambar burung yang terkulai di tanah.
Gambar cerita tadi sebenarnya sudah mewakili kisah yang sudah dibacakan atau diceritakan. Namun untuk penyempurnaan, anak-anak diajak untuk menjawab pertanyaan.Â
Pertanyaan itu antara lain,Â