"Juwita?"
"Iya."
"Salah sambung!"
"Kau tak merasa ya, yang?"
"Yang? Siapa lagi itu?"
Kunantikan balasan pesanmu dengan dada bergemuruh. Jika kau di depanku, sudah pasti kucubit lenganmu.Â
Aku merasa kau menyebut nama yang tak biasa. Aku tak ingin gede rasa. Tetapi aku benar-benar penasaran. Jangan-jangan kau salah kirim pesan. Jangan-jangan itu pesan untuk perempuan lain.
Pesanku telah kau baca. Centang dua warna biru. Kau mengetikkan balasan. Kuperhatikan begitu lama kau menulis.Â
"Ya kamu. Masa kamu nggak ngerasa sih?"
"Sebentar. Kamu merasa ngirim pesannya salah orang nggak? Coba cek nomor dan namanya."
"O...belum ngerasa juga ya, juwitaku. Hmmm. Aku ngirim pesan buat Ranti Amalia. Kamu kenal sama dia nggak?"