"Beneran?"
"Iya. Aku berani sumpah!"
Ya. Ucapan Dino memang benar. Kaulah yang usil membuka-buka handphone Dino saat aku chat dengannya. Aku dan Dino memang unik, meski dulu aku kesal karena ulah Dino yang ingin menjadikan aku pendamping wisudanya, namun komunikasi tetap ada dalam hal yang penting.
***
Saat ini bulan Ramadan. Kau semakin intens menghubungiku. Kau kirimkan pesan-pesan yang semakin membuat hatiku melambung tinggi ke awan.
Kuingat ketika akhirnya kita saling bertemu pertama kali dan ke pantai, dua minggu yang lalu. Kau begitu memesonaku. Ada saja yang kau ceritakan. Tentang kesibukanmu sebagai prajurit. Hingga rencana-rencana ke depanmu.
Aku hanya mendengar ucapanmu. Tanpa menanyakan rencanamu akan kau wujudkan dengan siapa. Aku takut menanyakan. Aku khawatir kalau kau akan menertawakanku. Lalu kau anggap aku sebagai perempuan yang terlalu berani.
**
Kali ini pesanmu kau cuplikkan dari sebuah syair lagu.
"Oh...juwita apa kabarnya denganmu kini?"
Kubuka pesanmu. Sambil tersenyum dan menahan getaran dalam hati, jari tanganku gemetar mengetikkan balasan pesanmu itu.