"Bu guru ternyata bisa galak juga ya, yah-bu..." kataku dengan semangat.
Ibu tersenyum. Ayah juga demikian.
"Ririk, kalau bu guru marah itu bukan berarti dia jahat. Bu guru sangat menyayangi kalian..."
"Benar kata ayah, Rik. Bu guru sangat khawatir dengan keselamatan kalian. Jadi dia kesal sama temanmu yang membawa ular itu..."
Aku mengangguk.
"Apa kamu sering dimarahi bu guru?" tanya ayah.
Kugelengkan kepalaku.
"Aku berusaha menyelesaikan tugasku dengan baik, yah. Meski kurang sempurna..."
"Kamu nakal nggak sama temanmu?" ibu ganti bertanya padaku.
Kucoba ingat-ingat lagi, apakah aku pernah membuat bu guru marah. Tak ada. Kugelengkan kepalaku. Ketika aku tidak bisa menyelesaikan soal perkalian pun, bu guru pun tidak marah. Dengan sabar dia mengajariku. Ya meski aku kadang lupa juga cara mengerjakannya.
"Nah. Kan. Kamu sendiri tak pernah dimarahi. Jadi jangan pikir bu guru jahat ya, Rik..." nasehat ayah.