Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kalau Kuat Datang, jika Tidak...

14 Januari 2020   12:21 Diperbarui: 14 Januari 2020   13:03 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: brilio.net

Urusan jodoh sudah pasti menjadi kuasa Ilahi. Dekat dengan seseorang bertahun-tahun tidak menjamin hubungan bisa melangsungkan pernikahan dan langgeng. Bahkan, begitu bertemu dengan orang yang memang digariskan menjadi belahan jiwa, meski belum lama saling mengenal pun akan lancar.

Tak ada yang bisa menentang kuasaNya. Manusia harus menyadari hal tersebut. Jika keinginan tak sesuai harapan maka harus sabar dan berpasrah diri, termasuk ketika harus melepas kekasih yang ternyata berjodoh dengan orang lain.

Undangan pernikahan dari mantan

Hati yang hancur karena terpisah dari kekasih hati, masih ditambah lagi dengan kabar pernikahannya dengan orang lain. Semakin sedih pastinya. Meski tidak semua orang merasakan kesedihan yang berlarut-larut.

Mendekati hari H pernikahan sang mantan, maka galaulah hatinya. Bingung, apakah akan mendatangi pernikahan mantan ataukah tidak.

Ketika masa-masa mengerjakan skripsi, saya pernah dimintai tolong teman saya, perempuan juga. Dia minta tolong ditemani ke pernikahan mantannya. Sebagai sahabat yang tidak pilih-pilih, saya bersedia. 

Singkat cerita kami siapkan rencana kedatangan kami ke pernikahan mantan teman saya. Mulai janjian jam berapa, di mana dan sebagainya. Terlebih dulu saya meyakinkan ke sahabat saya, dia benar-benar akan mendatangi undangan pernikahan mantannya ataukah tidak.

Dalam perjalanannya, sahabat saya membatalkan janjian ke pernikahan mantannya. Saya hanya manut dengan pemikirannya. Asal sahabat saya tenang, saya ikut tenang. 

Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan sahabat saya tadi. Tanpa saya tanya, dia memceritakan kalau dirinya pada akhirnya jagong ke pernikahan mantannya. Saya agak terkejut mendengarnya, sekaligus kagum dengan kekuatan hatinya.

"Aku dikancani tanggaku kok, jeng..." ceritanya.

Saya hanya mengangguk dan menyimak cerita sahabat saya selanjutnya. Dia bercerita bagaimana sang mantan ketika bersanding di pelaminan.

"Mantanku aneh, jeng. Dipajang di pelaminan sambil merokok. Nggak ada senyuman sama sekali..."

Saya sebenarnya agak maklum juga. Mereka terpisah karena tak ada restu dari orangtua.

**

Datang atau tidak ke pernikahan mantan?

Jika ditilik secara sosial, menghadiri pernikahan itu menjadi sebuah kewajiban. Bagaimanapun manusia sebagai orang yang memang memiliki hubungan sosial baik karena pertemanan, tetangga, atasan, bawahan dan sebagainya, jadi harus dihormati undangannya.

Akan menjadi berbeda jika mendatangi pernikahan mantan. Kenapa? Kita tidak boleh menyiksa hati. Jika hati tidak kuat maka lebih baik tidak mendatangi pesta pernikahan mantan. Ingat, untuk move on itu tidaklah mudah.

Apalagi ada banyak pertimbangan juga. Kita harus memikirkan juga pihak jodoh mantan. Menjaga hati banyak orang akan terasa lebih bijak. Daripada nanti dengan kedatangan kita, hubungan mantan dengan pasangannya menjadi terganggu. 

Jadi mendatangi atau tidak sebuah pesta tergantung dengan individunya juga. Tinggal tanyakan pada hati saja, kuat atau tidak. Kalau hati kuat, datang. Sebaliknya, kalau hati rapuh, absen saja. Jangan siksa diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun