Urusan jodoh sudah pasti menjadi kuasa Ilahi. Dekat dengan seseorang bertahun-tahun tidak menjamin hubungan bisa melangsungkan pernikahan dan langgeng. Bahkan, begitu bertemu dengan orang yang memang digariskan menjadi belahan jiwa, meski belum lama saling mengenal pun akan lancar.
Tak ada yang bisa menentang kuasaNya. Manusia harus menyadari hal tersebut. Jika keinginan tak sesuai harapan maka harus sabar dan berpasrah diri, termasuk ketika harus melepas kekasih yang ternyata berjodoh dengan orang lain.
Undangan pernikahan dari mantan
Hati yang hancur karena terpisah dari kekasih hati, masih ditambah lagi dengan kabar pernikahannya dengan orang lain. Semakin sedih pastinya. Meski tidak semua orang merasakan kesedihan yang berlarut-larut.
Mendekati hari H pernikahan sang mantan, maka galaulah hatinya. Bingung, apakah akan mendatangi pernikahan mantan ataukah tidak.
Ketika masa-masa mengerjakan skripsi, saya pernah dimintai tolong teman saya, perempuan juga. Dia minta tolong ditemani ke pernikahan mantannya. Sebagai sahabat yang tidak pilih-pilih, saya bersedia.Â
Singkat cerita kami siapkan rencana kedatangan kami ke pernikahan mantan teman saya. Mulai janjian jam berapa, di mana dan sebagainya. Terlebih dulu saya meyakinkan ke sahabat saya, dia benar-benar akan mendatangi undangan pernikahan mantannya ataukah tidak.
Dalam perjalanannya, sahabat saya membatalkan janjian ke pernikahan mantannya. Saya hanya manut dengan pemikirannya. Asal sahabat saya tenang, saya ikut tenang.Â
Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan sahabat saya tadi. Tanpa saya tanya, dia memceritakan kalau dirinya pada akhirnya jagong ke pernikahan mantannya. Saya agak terkejut mendengarnya, sekaligus kagum dengan kekuatan hatinya.
"Aku dikancani tanggaku kok, jeng..." ceritanya.
Saya hanya mengangguk dan menyimak cerita sahabat saya selanjutnya. Dia bercerita bagaimana sang mantan ketika bersanding di pelaminan.