Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerita untuk Anak] Emas yang Baik dan Istimewa

13 Januari 2020   07:59 Diperbarui: 13 Januari 2020   09:00 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tikus-tikus berkejaran ke sana kemari. Terkadang menyambar apa saja yang ada di atas meja, entah di dapur, kamar, ruang tamu. Gelas penuh air pun bisa tersambar oleh tikus-tikus nakal.

Di kamar Puput, Anggora ketakutan. Keringat dingin membanjiri tubuhnya yang penuh bulu halus. Dia menunggu-nunggu kedatangan Puput. Tapi tak muncul juga di kamar.

"Eong...eong..." suara Anggora melemah. 

Meski begitu, Emas yang kebetulan lewat sekitar kamar Puput mendengar suara Anggora. 

"Anggora, ada apa denganmu? Kenapa seharian tak keluar dari kamar?"

Tak ada sahutan dari Anggora. Emas penasaran dengan apa yang terjadi pada Anggora. Dilihatnya pintu kamar Puput tertutup. Emas mencari celah untuk lewat agar bisa masuk kamar Puput. 

Tiba-tiba Emas ingat bahwa jendela kamar Puput selalu terbuka. Emas segera berlari keluar dan menuju jendela kamar Puput.

Dan benar, jendela kamar Puput terbuka. Emas meloncat ke dalam kamar. Di sudut kamar terlihat Anggora menangis.

"Kenapa kamu menangis? Apa yang terjadi?"

Anggora menunjuk ke arah sisi kanannya. Ada beberapa tikus yang menggodainya. Anggora ketakutan. Namun ketakutan Angora semakin membuat tikus-tikus bersemangat mengganggunya.

"Hai, apa yang kalian lakukan pada Anggora?" tanya Emas kepada tikus-tikus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun