Dengan cepat Ular itu memburu anak- anak ayam, saudara si Hitam. Melihat itu, si Hitam segera berlari mendekati dan berteriak kepada Ular.
"Jangan, Ulo. Jangan sakiti saudaraku!" kata ular sambil menangis.Â
Ular itu ternyata bernama Ulo. Dia kaget mendengar suara si Hitam.
"Apa maksudmu, Tam? Kenapa kamu di sini?"
Si Hitam lalu menceritakan tentang keluarga yang disayanginya di depan ibu dan saudara- saudaranya.
"Merekalah ibu dan saudaraku, Ulo. Seperti yang sering kuceritakan padamu dan teman- teman..."
Ular itu terpana. Tak disangkanya anak ayam yang sering menyakiti saudaranya adalah saudara si Hitam, temannya.Â
"Kumohon, jangan sakiti mereka ya! Kalau kamu lapar, makan aku saja..."
Ular terdiam. Matanya yang tadi terlihat merah karena marah, menjadi redup.
"Tidak, Hitam..." Ular itu menggelengkan kepalanya.
"Aku ke sini untuk memberi pelajaran kepada saudaramu. Bukan untuk memakanmu. Maafkan aku..."