Kuserahkan jaketku. Sherly tampak bingung. Apalagi bapak- bapak itu belum juga beranjak meninggalkan kami.
"Mbak ini tahu di sini dingin kok lepas jaket tadi..."
Sherly dengan ragu menerima jaket itu.Â
"Terimakasih, pak..."
Sherly membalikkan badannya. Tak juga tangannya menjabat tanganku seperti tadi.
"Tunggu!"
Sherly membalikkan badannya lagi.
"Kok nggak dipakai..."
"Iya, mbak. Dipakai. Dingin. Nanti bisa masuk angin lho..."
Bapak- bapak itu menyela obrolan kami. Mau tak mau Sherly mengenakan jaketku.Â
"Pak instruktur juga nggak jaketan..." komentar bapak- bapak itu begitu menyadari aku tak berjaket.