Akan tetapi untuk menyingkat waktu, sebelum pembukaan, panitia sudah membagikan jadwal dan nama instruktur nasionalnya. Sherly memberi kabar lagi.
Kubayangkan di lokasi diklat ini akan dimulai drama demi drama antara aku dan Sherly, demi profesionalitas dan kenyamanan rangkaian diklat. Meski kurasa berat.
Aku sendiri hanya bercerita pada pak Widi atas kondisiku. Beliau ---yang tahu kalau Sherly diklat di lokasi yang sama---maklum dan tetap mendukung aku dan Sherly. Beliau percaya bahwa yang terjadi padaku dan Sherly adalah kebetulan dan yang pasti direncanakanNya. Beliau juga masih hafal betul tentang Sherly dan aku ketika masih menjadi mahasiswa pak Widi.
**
"Mas, nama mas ada di jadwal Kelas SD 03. Kita ketemu di kelas dong..."
Sherly mengkonfirmasikan jadwal diklatnya yang kebetulan dua materi dipegang aku bersama pak Widi.
"Iya. Gpp kan? Malah bisa ketemu kok. Kerja sambil pacaran...hahahaaa..."
Aku menggoda Sherly. Aku paling senang kalau menggodanya di saat dia panik. Namun reaksinya tak seperti yang kubayangkan.
"Pacaran apa? Kalau mas g sepakat dengan usulku kemarin, kita tak usah lanjutkan lagi rencana kita..."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H