Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Surau

20 Agustus 2019   09:49 Diperbarui: 20 Agustus 2019   11:09 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari ceritanya juga, tanah di ladang terlihat seperti berbekas gesekan dengan tubuh almarhum Pak Ramdan. Mungkin ketika meregang nyawa Pak Ramdan merasakan sakaratul maut yang luar biasa.

**

Pak Wardani tampak di pintu surau. Langkahnya pelan. Sesekali beliau terbatuk- batuk.

Kuhampiri beliau. Kupapah beliau menuju kursi di depan surau. 

Pak Wardani belum juga menyadari siapa aku sebenarnya. Anak laki- laki yang dulu sering dihukum menimba air sumur. Gara- gara menghabiskan air padasan.

"Pak War, pripun kabare?"

(Pak War, bagaimana kabarnya?)

Pak Wardani menatapku. Beliau memandangiku dengan seksama. Ada guratan penasaran dari wajahnya.

"Ihsan, pak War..."

Kusebutkan namaku. Berharap beliau mengingatku, laki- laki kecil nakal yang sudah dewasa.

"Ihsan...?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun