Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terganti

16 Agustus 2019   21:37 Diperbarui: 16 Agustus 2019   21:55 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya udah. Kalau mas marah dan tak suka dengan ceritaku tadi, mas boleh cari perempuan lain untuk mendampingi mas..."

Sherly menyerah ketika aku hanya diam. Matanya melihat ke arah samping kiri jalan. Kudengar isakannya. Ujung jilbabnya digunakannya untuk menghapus air matanya. Aku jadi tak tega mendengarnya. 

"Kamu kenapa, Sher...?"

Sherly tak menjawab pertanyaanku. Aku coba menghapus air matanya tapi dia mengelak. 

Mau tak mau aku menepikan mobil di jalan yang tak begitu ramai. Kutatap Sherly yang tak mau melihatku. Kusentuh tangannya pun tak mau.

Aku bingung sendiri. Aku telah membuatnya menangis. Rasanya meluluhkan hatinya saat ini menjadi lebih sulit daripada dulu ketika aku pertama kali bertemu lagi di kampus. Dulu mengajaknya untuk serius menjalin hubungan tak terlalu sulit. Namun kini... ahhh...aku bodoh sekali...

"Sher. Dengarkan aku..."

Aku mencoba bicara dengannya. Kuambil tissue dan kuhapus air mata Sherly meski dia sempat menolaknya.

"Sher, kamu tahu? Kamu perempuan yang sejak awal kuliah selalu kuimpikan. Memenangkan hatimu sungguh sebuah anugerah terindah. Kalau kamu punya kisah seperti itu, akuu tak masalah. Yang penting adalah hatimu saat ini. Hatimu terisi namaku selain orangtuamu, itu sudah cukup bagiku..."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun