Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tak Terganti

16 Agustus 2019   21:37 Diperbarui: 16 Agustus 2019   21:55 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kulihat sekilas wajah Sherly tampak cemberut. Entah ada rahasia apa lagi yang belum diceritakannya padaku. Pertama tentang lamaran Andro dulu. Kedua tentang Yumna.

Biarlah. Masalah Andro juga tak terlalu penting saat ini. Dia sudah bahagia dengan Nita. Aku juga tak perlu mempermasalahkan lagi. Daripada Sherly kesal padaku.

"Mas, aku cerita sesuatu ya. Tapi mas janji nggak marah atau ngetawain aku..."

Kuberikan isyarat kalau aku siap mendengarkan ceritanya. 

"Aku cerita ini biar nanti mas tak menganggapku tak terbuka..."

Sherly mulai membuka ceritanya. Ceritanya pas seperti yang diceritakan Nita padaku tempo hari. Tentang Andro dan perasaannya dulu. Juga tentang lamarannya setelah Andro mendudua. Ada cerita tentang aku yang malasnya hampir tak ketulungan.

Aku hanya diam. Menyimak cerita Sherly. 

"Mas, kok diem. Mas marah ya...?"

Aku melirik ke arah Sherly. Sherly terlihat serba salah. Bingung. Mungkin dia menyesal karena menceritakan hal itu padaku. 

"Tuh kan. Mas malah marah. Tahu gitu, aku mending simpan sendiri saja cerita itu..."

Aku masih menanggapi gerutuan Sherly. Aku masih ingin melihat bagaimana kalau aku "marah". Kalau dia bingung dengan aksi "marah"ku, artinya dia memang benar takut kehilangan aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun