Bukan itu alasanku sebenarnya. Kangenku belum terobati sepenuhnya. Itu saja.
Sherly tampak diam. Matanya melihat suasana keramaian kota.
"Kok diem, Sher..."
Sherly tersenyum. Digelengkan kepalanya tanda dia baik- baik saja. Kuajak Sherly ke rumah makan. Meski tadi sudah makan di pesta pernikahan Nita dan Andro, rasanya perutku masih keroncongan.
Sambil menunggu makanan dan minuman yang kami pesan, kami ngobrol ringan.
"Nita tadi kelihatan cantik banget ya, mas. Jarang dandan terus dimake up jadi manglingi..."
Sherly membahas sahabat kuliahnya itu. Nama Andro tak disebutkan.Â
"Andro gimana, Sher...?"
Sherly tak menjawab pertanyaanku. Aku sendiri juga aneh. Kenapa musti tanya hal yang unfaedah kayak tadi. Nanti Sherly jawab kalau Andro cakep, bisa jadi masalah juga.
"Sher, kamu pernah denger nggak kalau ada manten kayak Andro dan Nita tadi terus ada yang ngambil kembang melati dari mantennya, tak lama kemudian bisa nyusul nikah..."
Sherly hanya mengangguk. Memang ada sedikit mitos seperti itu. Mengambil kembang melatinya manten bisa bikin enteng jodoh atau cepet nyusul menikah. Â