Aku menggoda Sherly. Biar sajalah. Nanti pas perjalanan pulang pasti Sherly akan protes.
"Kok aku...??"
Teman- teman berdehem melihat Sherly protes padaku.Â
"Kan kamu yang sering kirim WA, suka kesel kalau tak segera kubalas kan...?"
"Itu kebalik ah, mas..." Sherly merajuk.
Hahahah... memang terbalik kok. Akhir- akhir ini aku yang sering kesal karena Sherly jarang mengirimkan pesan seperti dulu. Begitu aku yang kirim pesan, eh balasnya hari berikutnya. Entah HP itu buat apa. Ngakunya sih persiapan buat diklat.
Ya sudah, aku percaya saja. Yang penting dia sehat. Hatinya hanya untuk satu nama lelaki, Gesang. Hanya aku. Kalau keluarganya jelas menjadi nomor satu baginya. Itu tak kuprotes juga. Malah kudukung seratus persen.
Selama di pesta pernikahan Nita dan Andro, Sherly lebih sering ngobrol sama teman- teman.Â
"Mumpung ketemu mereka, mas..." ucap Sherly.
***
Dalam perjalanan pulang, aku sengaja melambatkan laju mobilku. Prinsipnya alon-alon, waton tekan (pelan- pelan, asal sampai tujuan saja). Hahaha...