Hari H pernikahan Nita dan Andro akhirnya tiba. Aku dan Sherly sebagai temannya jelas datang ke pesta mereka berdua. Teman seangkatan lainnya yang domisilinya tak terlalu jauh dari Jogja juga diundang dan hadir ke pesta meriah itu.
Sherly terlihat bahagia melihat Nita bersanding dengan Andro. Meski ketika proses ijab kabul tadi Sherly sempat menitikkan air matanya. Yang kutahu itu air mata bahagia karena teman dekatnya, Nita, telah menemukan pendamping hidupnya.
Kebahagiaan Sherly bertambah ketika melihat teman seangkatan juga datang ke pernikahan Nita dan Andro. Reuni kecil terjadi di sana. Meski tak lengkap, itu sudah mengobati kangennya sama teman- teman.Â
Kebanyakan teman- teman kuliah merasa surprise dengan pernikahan Nita dan Andro. Maklum, mereka lebih paham dengan dunia asmara di kampus dulu. Tapi namanya jodoh, ya jadi rahasia Ilahi. Tak ada yang tahu. Bisa saja tadinya dekat dengan A tapi menikah dengan Z. Begitulah.Â
"Sebentar lagi kamu dan Gesang gantian nikah. Kita reuni lagi ni..." celetuk Kurnia dengan usilnya.
Sherly tersenyum menampakkan lesung pipi yang aduhai. Kuperhatikan wajahnya. Tanpa dempulan tebal, tapi terlihat segar dan cerah. Kubayangkan nanti ketika kumenikahinya, pasti kalau dimakeover jadi manglingi. Seperti Nita yang saat ini terihat berbeda, lebih cantik dan anggun.
"Siap, mbak Kur. Doakan ya..."
Aku menanggapi Kurnia yang menggoda Sherly. Suasana jadi ramai. Maklumlah banyak perempuan daripada lelakinya. Tak tahu kemana pasangan teman- teman kuliahku itu. Atau mungkin mereka sengaja datang sendirian. Biar bisa leluasa ngobrol ngalor ngidul.
"Cieh... udah tak sabar ya, Sang..."
"Aku sabar kok, Yan. Sherly itu yang nggak sabaran..."