Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Polemik Gagasan Mendatangkan Rektor dari Luar Negeri

2 Agustus 2019   12:47 Diperbarui: 2 Agustus 2019   12:56 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah membaca berita hangat di berbagai sosmed, rasa sesak memenuhi hati saya. Namun saya berusaha untuk memilah sisi baik dan buruk dari berita itu. Sisi negatif dan positif pasti ada di dunia ini. Baik pada manusia, maupun tingkah lakunya.

Pun begitu dengan kebijakan yang diambil para petinggi republik ini. Selalu menawarkan pandangan yang unik. Akhirnya pro kontra atas kebijakan bermunculan.

Saya harap pendapat pro kontra bukan diartikan sebagai rasa benci atau cinta pada pejabat. Pro kontra yang ada mutlak terjadi. Bisa jadi dari pendapat kontra, ada sisi positifnya. Begitu juga pendapat pro, mungkin ada nilai lebihnya.

Kebijakan yang akan diambil pemerintah dan hangat diperbincangkan adalah pengangkatan rektor dari luar negeri. Jelas ini menimbulkan kehebohan di masyarakat. Sebelumnya sudah ada wacana mengambil tenaga guru dari luar negeri pula.

Belum lagi luka para tenaga honorer akibat kebijakan pengambilan tenaga guru dari luar negeri. Kini malah muncul ide mendatangkan rektor dari luar negeri. Itupun sudah direstui oleh Presiden Joko Widodo.

Gagasan mendatangkan Rektor dari luar negeri

Ide tersebut disampaikan secara lisan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Untuk mendatangkan rektor dari luar negeri itu akan diawali dengan perbaikan terhadap tata kelola serta peraturan perundang-undangan yang berlaku baik dalam pendanaan, pembenahan sistem, hingga undang-undang.

Perguruan tinggi ---4700 PT--- yang ada akan dipetakan, baik PTN maupun PTS. Sampelnya akan diambil dua sampai lima PT sebagai pelaksananya.

Adapun latar belakang dari ide mendatangkan rektor dari luar negeri adalah untuk memberikan tantangan dan persaingan (kompetisi) warga dalam negeri dengan warga negara asing. Diharapkan pula, rektor dari luar negeri tersebut dinilai mampu mendongkrak peringkat perguruan tinggi nasional di kancah internasional. 

Apa kata Dewan Legislatif dan Perguruan Tinggi?

Ada banyak hal yang bisa menentukan sebuah perguruan tinggi menjadi kampus yang baik. Indikatornya banyak. Tak hanya ditentukan oleh rektor. Menurut Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ---dalam republika.com--- Muhammad Nasih menilai, untuk menjadikan sebuah kampus itu menjadi baik, ada beberapa indikator yang harus dijalankan yaitu tata kelola, birokrasi, mahasiswa.  

Jika rektornya baik, tata kelola, birokrasi kampus baik maka kampus menjadi baik. Apalagi didukung tenaga dosen yang profesional dan mahasiswa yang pantang menyerah, semakin bagus pula perguruan tinggi itu.

Menurut Fahri Hamzah, untuk memajukan pendidikan di perguruan tinggi adalah dengan cara memodernisasi dan membangun kampus di Indonesia menjadi kampus kelas dunia. Dan itu dikonsepkan oleh Kemenristekdikti. 

Lalu bagaimana pro kontra dari gagasan mendatangkan rektor dari luar negeri?

Dalam lingkungan masyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya, sudah banyak yang mengeluarkan pendapatnya. Saya mencoba mengambil beberapa opini yang berkembang di dunia maya, yang masuk pada kolom komentar du sosmed.

Pro gagasan didatangkannya rektor dari luar negeri

Ide bagus, bagaimana jika presiden juga kita impor dari luar untuk meningkatkan kredibilitas NKRI di mata internasional. (Bayu Prakarso)

Cocok. Banyak rektor kita dipilih berdasarkan titipan. Mendingan dr luar aja sekalian kalau juga titipan.(Ronald Hadi)

Bolehlah, asal diatur dengan baik. Nggak ada salahnya kita belajar manajemen kampus dari pihak yang kompeten. Semoga sukses (Fahry Rahayaan)

Kontra Gagasan didatangkannya rektor dari luar negeri

Kalau memang ingin kampus Indonesia bisa bersaing dengan kampus-kampus unggulan luar negeri, seharusnya lebih dipikirkan bagaimana mengalokasikan anggaran untuk infrastruktur riset, dan juga perlu adanya kolaborasi riset terutama riset ttg isu-isu terkini sehingga publikasi internasional bisa meningkat yg berimplikasi pada peringkat kampus secara global. (Zakesa Ekky)

Cintailah produk2 indonesia (Abu Rompal)

Rencana kaya gini, kan sama aja permalukan Indonesia, kaya di Indonesia  orang pinter ga ada aja, sampe butuh bantuan rektor asing, untuk naikan peringkat. (Tunas Astria)

Terlepas dari pro kontra tersebut, ada baiknya memang pihak terkait mengkaji ulang gagasan tersebut. Seperti yang diketahui, ada banyak hal yang harus diprioritaskan dalam peningkatan kualitas pendidikan dari tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi di Indonesia. 

Masalah tenaga honorer, pengangkatan CPNS yang terkesan jarang dilaksanakan, kualitas sarana prasarana sekolah yang belum merata. Hingga kebijakan seleksi peserta didik baru dengan sistem zonasi. Untuk memenuhi tenaga guru pun sementara para guru yang telah purna diminta untuk tetap mengajar.

Jika ada dana untuk mendatangkan tenaga dari luar negeri, mengapa mengangkat guru lokal malah tak mampu? Belum lagi masalah regruping beberapa sekolah. Seolah tak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anak- anak usia sekolah. Mereka harusnya bisa belajar di sekolah yang dekat, nyatanya sekolah itu malah regruping. 

Apapun kebijakan pemerintah melalui pemangku kebijakan, semoga benar- benar memperhatikan kepentingan dan kebutuhan generasi bangsa. Mengejar ketertinggalan memang harus dilakukan, namun kita berharap langkah pemangku kebijakan jangan sampai menyakiti hati rakyat. 

Akhirnya, kita berharap pendidikan Indonesia maju dan siap menyongsong masa emas bangsa Indonesia di 2045. Majulah pendidikan Indonesia, majulah Indonesia!

Sumber bacaan: Republika.com, Kabardaerah.com, Mediaindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun