Ada banyak hal yang bisa menentukan sebuah perguruan tinggi menjadi kampus yang baik. Indikatornya banyak. Tak hanya ditentukan oleh rektor. Menurut Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ---dalam republika.com--- Muhammad Nasih menilai, untuk menjadikan sebuah kampus itu menjadi baik, ada beberapa indikator yang harus dijalankan yaitu tata kelola, birokrasi, mahasiswa. Â
Jika rektornya baik, tata kelola, birokrasi kampus baik maka kampus menjadi baik. Apalagi didukung tenaga dosen yang profesional dan mahasiswa yang pantang menyerah, semakin bagus pula perguruan tinggi itu.
Menurut Fahri Hamzah, untuk memajukan pendidikan di perguruan tinggi adalah dengan cara memodernisasi dan membangun kampus di Indonesia menjadi kampus kelas dunia. Dan itu dikonsepkan oleh Kemenristekdikti.Â
Lalu bagaimana pro kontra dari gagasan mendatangkan rektor dari luar negeri?
Dalam lingkungan masyarakat, baik di dunia nyata maupun dunia maya, sudah banyak yang mengeluarkan pendapatnya. Saya mencoba mengambil beberapa opini yang berkembang di dunia maya, yang masuk pada kolom komentar du sosmed.
Pro gagasan didatangkannya rektor dari luar negeri
Ide bagus, bagaimana jika presiden juga kita impor dari luar untuk meningkatkan kredibilitas NKRI di mata internasional. (Bayu Prakarso)
Cocok. Banyak rektor kita dipilih berdasarkan titipan. Mendingan dr luar aja sekalian kalau juga titipan.(Ronald Hadi)
Bolehlah, asal diatur dengan baik. Nggak ada salahnya kita belajar manajemen kampus dari pihak yang kompeten. Semoga sukses (Fahry Rahayaan)
Kontra Gagasan didatangkannya rektor dari luar negeri
Kalau memang ingin kampus Indonesia bisa bersaing dengan kampus-kampus unggulan luar negeri, seharusnya lebih dipikirkan bagaimana mengalokasikan anggaran untuk infrastruktur riset, dan juga perlu adanya kolaborasi riset terutama riset ttg isu-isu terkini sehingga publikasi internasional bisa meningkat yg berimplikasi pada peringkat kampus secara global. (Zakesa Ekky)