Ayah Husna pun mengikuti dan menyejajariku dan bicara pelan padaku.
"Kamu yakin tak mau ke rumah malam Minggu besok?"
Aku tak menyahut pertanyaan ayah Husna.Â
"Put, nanti kamu nyesel lho. Aku sama Intan sebentar lagi berpisah. Kalau aku ngajak perempuan lain kan nggak ada yang melarang..."
Aku menghentikan langkahku. Kutatap wajah ayah Husna.Â
"Maksud mas gimana..."
"Sebentar lagi akan aku jadi duda..."
"Duda? Duda dari mana? Lupa sama ak..."
Aku selalu salah tingkah dan sulit mengontrol omonganku di depan ayah Husna. Ayah Husna tertawa.Â
"Lupa sama siapa...?"
Ayah Husna menggodaku.