Aku keluar untuk mengajak Husna dan ayahnya masuk rumah.Â
"Husna, ayo masuk. Nanti masuk angin..."
"Tapi, bu. Aku masih kangen ayah..."
Husna mau memprotes ajakanku. Ayahnya yang akhirnya menasehati Husna.Â
"Husna, kamu masuk sana ya. Nggak boleh melawan nasehat ibu. Oke!"
"Oke, Â ayah!"
Husna memeluk dan mencium ayahnya sebelum masuk rumah.Â
Aku menatap putriku yang masuk rumah dengan terus berceloteh, protes karena bertemu ayahnya sebentar saja. Aku tersenyum. Dia begitu sayang ayahnya. Juga sayang aku, ibunya. Namun dia tak bisa merasakan kasih sayang yang utuh. Dia merasa kurang diperhatikan. Pantas kalau dia sering protes ini-itu.Â
*
"Aku pamit dulu, Put..."
Ayah Husna mau beranjak namun kuhalangi.Â