Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Lelaki di Hati

26 April 2019   14:29 Diperbarui: 10 November 2019   00:14 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : famousfix.com

"Alhamdulillah, pak. Tinggal ujian saja. Nyari jadwal yang pas. Masih koordinasi dengan Dosen Penguji, Sekretaris dan Pembimbing..."

"Oh... sudah dapat nama-namanya?"

Aku mengangguk. 

"Ah... berarti aku tak dapat jatah ikut nguji skripsimu. Padahal aku pingin banget...", kata pak Widi sambil tertawa. 

Pak Widi sebenarnya menjadi salah satu dosen yang terdaftar sebagai dosen pengujiku. Namun aku meminta Pak Rifki yang biasa memberikan daftar nama dosen penguji skripsi untuk mengganti dengan dosen lain. Akhirnya nama pak Widi dicoret, digantikan dosen lainnya, Bu Rahma. 

Makanan dan minuman pesananku sudah siap. Aku minta izin makan duluan. Hmmm. Rasanya nggak enak juga sama mahasiswa-mahasiswa lainnya. Aku berharap ada teman yang mau bergabung di mejaku. 

"Emmm... dik, gimana dengan tawaranku dulu...?"

Aku mencoba untuk mengingat, apa aku pernah ditawari sesuatu sama pak Widi. Tak kuingat satupun tawaran yang dimaksud pak Widi. 

"Maksudku, selepas kamu lulus, bersediakah kamu menjadi istriku?"

Aku menyadari maksud pak Widi. Dulu dia pernah menembakku namun aku tolak. Aku ingin menjadi mahasiswa yang berhasil bukan karena bayang-bayang Pak Widi. 

Kini aku bingung sendiri. Bingung mau menerima atau tidak. Padahal harusnya aku sudah bisa menjawab dengan pasti. Aku sudah menerima laki-laki lain di hatiku, Tio. Tio, sahabat kecilku, yang berasal dari kampung sebelah tapi rajin TPA di masjid kampungku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun