***
Hari Minggu tiba. Kakakku yang menjadi mahasiswa di perguruan tinggi di Yogyakarta pulang. Biasanya dari Senin sampai Sabtu dia berada di kos.Â
"Mbak, temen-temanku kok sering niru ngacungi jari tengah. Maksudnya apa toh, mbak?"
Mbak Intan, kakakku, mengernyitkan dahinya. Dari mulutnya keluar pertanyaan, "Ada apa,dik? Kok tiba-tiba kamu tanya itu?"
Aku jadi bingung sendiri jawabnya.
"Ya pingin tahu saja. Penasaran, mbak", ucapku sedikit berbohong.Â
Mbak Intan segera mengambil HPnya lalu menyerahkan kepadaku.Â
" Coba ini kamu baca sendiri ya. Yang jelas kamu tak boleh niru-niru temanmu kalau tak paham artinya. Oke!"
Kuterima HP kakakku itu. Rupanya mbak Intan tadi browsing arti dari bahasa tubuh yang kulakukan kemarin. Kubaca pelan-pelan artinya. Aku kaget bukan kepalang. Ternyata artinya seperti itu. Ah... aku jadi merasa berdosa sama bu Husna yang cantik itu. Kenapa aku berbuat bodoh seperti kemarin?Â
Besok pagi aku akan minta maaf pada beliau. Takkan kuulangi perbuatan seperti itu lagi. Beliau sudah mendidik kami, Â jasanya sungguh besar, tak pantas bila diperlakukan buruk. Sungguh ini pelajaran berharga untukku dan akan kuingat sepanjang hayatku.Â
"Maafkan aku, Â bu Husna. Aku tak akan ulangi lagi. Aku akan lebih hati-hati ketika melihat kode-kode lainnya", aku mencoba merangkai kalimat yang akan kuucapkan untuk bu Husna.Â