Polarisasi politik Internasional sekarang memang tidak bisa disamakan saat perang dingin. Tapi, hubungan antara Cina dan AS semakin hari semakin memanas. Lihat saja, AS mulai ikut campur ketika Cina terus menerus membuat pulau buatan di Kepulauan Spratly. Cina terlihat sangat agresif dalam sengketa tersebut. Melihat hal itu, militer AS mulai unjuk gigi. Menariknya, dalam sengketa Kepulauan Spratly, Cina berhadapan dengan beberapa negara anggota TPP.
Bila polarisasi antara Cina dengan TPP semakin meruncing. Politik dua kaki pemerintahan Jokowi akan membuat posisi politik internasional kita tidak jelas. Imbasnya, kita tidak akan dianggap teman oleh salah satu pihak.
Untuk kepentingan nasional, jelas kita harus berpihak kepada yang paling kuat. Secara ekonomi dan teknologi jelas TPP lebih kuat dari Cina. Memihak kepada Cina hanya akan membawa kemunduran ekonomi dan teknologi bagi bangsa ini. Lagi pula, keberpihakan kita ke Cina juga hanya mengutungkan segelintir orang.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H