Mohon tunggu...
Harjono Honoris
Harjono Honoris Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Generasi Ke-2 Penjaga Toko Obat Cina Makassar | Aktif di Instagram Multi Prima @obatmultiprima

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Huru-Hara Indonesia ala Agan Harahap

20 April 2017   09:57 Diperbarui: 30 Juni 2017   12:59 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)
(Dok. Pribadi)
Mencari kutu rambut dulunya adalah kegiatan sehari-hari masyarakat Indonesia untuk saling memperhatikan satu sama lain. Mas Agan memberikan contoh kegiatan sehari-hari orang Indonesia masa kini: selfie. Ada yang berkomentar, mengapa mas Agan memakai gambar pantai sebagai latar belakang, bukan pemandangan pantai asli? Bukankah lebih alami, menurutnya. Mas Agan menjawab, bahwa itu disengaja. Latar belakang itu unsur penting dalam menyampaikan konteks zaman media sosial. Gambar pantai itu menunjukkan keindahan buatan, yang tak terlihat beda dengan yang asli di media sosial. 

Jaman dulu, banyak orang ingin terlihat keren dengan tamasya dan berfoto di tempat-tempat indah. Namun, sekarang dengan medsos, sangat mudah untuk terlihat keren dengan foto di tempat indah, tanpa harus mengunjungi tempatnya. Aplikasi manipulasi foto, studio foto, photobooth, dan sejenisnya memungkinkan itu. Saya kaget,  mendengar betapa dalamnnya makna di balik detail itu. Sekali lagi, ini menunjukkan betapa kaburnya realitas dunia maya, dan banyaknya orang yang ingin menunjukkan eksistensinya disana.

3. Kerokan

(Arthop)
(Arthop)
Karya mas Agan ini membawa kebiasaan kerokan ke masa kini, dimana dua sosok bersantai dalam hunian murah tanpa ranjang. Mereka bersantai di atas taplak bermotif batik, dengan punggung berbekas merah habis kerokan. Pernak-pernik modern terlihat seperti kacamata hitam, sandal, dan smartphone. Karya ini menggambarkan tradisi yang bertahan di tengah perubahan zaman. Perubahan zaman tidak harus menggilas tradisi, apalagi jika tradisi itu telah menjadi identitas suatu bangsa. Karya ini sedikit banyak mengingatkan betapa pentingnya menjaga identitas diri di tengah zaman yang semakin global, dengan pencampuran nilai dan budaya disana-sini.

***

Seorang pengunjung wanita Israel mengagumi karya-karya pameran ini. "Ini sangat menakjubkan", katanya. Saya menjelaskan kata-kata bahasa Indonesia yang tercantum dalam karyanya, sembari mencoba menafsirkan konteks di baliknya. Dia melihat dinamika Indonesia dan pergolakan sosial-politik-agama di dalamnya. Isu pilkada Jakarta juga tak asing baginya. Wanita itu memberi satu komentar tak terlupakan, bahwa Indonesia adalah negara yang menakjubkan, dan orang Indonesia harus menjaganya. Sungguh mengangkat.

Akhir kata, saya berterima kasih pada Mizuma Gallery dan mas Agan Harahap atas pameran ini. Sungguh suatu karya yang membuka mata tentang negeri Indonesia dan sikap-sikap putra bangsa menghadapi semangat zaman. Semoga bisa bertemu lagi di kesempatan lain, atau dalam bahasa Inggris: See you Agan!

Penulis dan mas Agan. (Dok. Pribadi)
Penulis dan mas Agan. (Dok. Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun