'3. Kesimpulan Yang Membunuh Diri Sendiri.
Apakah Dawkins sadar, bahwa semua usaha untuk memahami, segala energi dan daya yang dikerahkan untuk mengumpulkan data dalam rangka mendukung teori evolusi, menjadi ternihilkan dan ternafikan oleh kesimpulan bahwa satu-satunya tujuan hidup adalah untuk kelestarian gen? Untuk apa semua usaha itu, jika toh tujuan hidup hanya untuk menjadi leluhur?.
Jika satu-satunya tujuan kehidupan adalah demi kelestarian gen, maka usaha untuk menyingkap misteri kuantum, menelisik lebih jauh ke kedalaman quark, memasuki kemisteriusan alam semesta, menjenguk jantung galaksi, teori big-bang, membuktikan keberadaan blackhole, membangun akselerator pemercepat partikel, menyusun kalender gerhana, semuanya menjadi pekerjaan sia-sia, karena semua itu sama sekali tidak berkaitan dengan hasrat seksual, tidak sesuai dengan tujuan hidup demi kelestarian gen. Bahkan kini, kalau kita percaya bahwa satu-satunya tujuan kehidupan hanya demi kelestarian gen, maka usaha untuk memahami asal-usul kehidupan, usaha untuk memahami keragaman spesies, layak dihentikan karena semua usaha itu tidak bermanfaat terhadap tujuan kehidupan itu sendiri. Dawkins menjadi pengangguran.
'4. Manusia, Hewan Bermoral
Manusia adalah hewan (menurut biologi), tetapi manusia adalah pelaku moral. Sebagian dari nilai moral itu, seperti monogami, justru bertentangan dengan tujuan kehidupan demi kelestarian gen.
Mengapa kita berharap polisi menangkap pria yang memperkosa gadis, pada hal pemerkosaan sangat cocok dengan tujuan kehidupan demi kelestaria gen? mengapa kita tidak menginginkan setiap pria boleh menikah dengan setiap wanita?, mengapa perselingkuhan harus terlarang?, mengapa kita harus berpakaian pada hal demi kelestarian gen akan lebih cocok kalau semua kita telanjang? Mengapa harus menikah, jika demi kelestarian gen cukup kawin saja, mengapa tidak semua pria menjadi suami semua wanita dan semua wanita menjadi suami dari semua pria, bukankah itu sangat mendukung tujuan demi kelestarian gen?
Jika satu-satunya tujuan kehidupan adalah demi kelestarian gen, maka manusia adalah monyet berpakaian, tidak berbeda dengan kadal yang merayap, sama dengan buaya yang memangsa, dan lain-lain.
Tetapi manusia menjadi berbeda, karena di dalam diri manusia ada kehendak bebas, kehendak yang bukan sekedar menjadi leluhur. Dari mana sumber asal usul kehendak bebas ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H