Mohon tunggu...
Jonminofri Nazir
Jonminofri Nazir Mohon Tunggu... Jurnalis - dosen, penulis, pemotret, dan pesepeda, juga penikmat Transjakrta dan MRT

Menulis saja. Juga berfikir, bersepeda, dan senyum. Serta memotret.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Inflasi Puisi

7 Juli 2024   06:55 Diperbarui: 7 Juli 2024   06:58 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maman S. Mahayana, dosen UI dan sastrawan, mengamati hal yang unik tentang puisi. Ini dikemukakan pekan lalu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. 

Di mata Maman jumlah puisi sudah terlalu banyak, sehingga puisi mengalami inflasi. 

Jika diumpamakan barang, puisi itu over supply. Di mana-mana di temui puisi. Jika puisi itu tomat, harganya turun. Bahkan tomat pernah dibuang begitu saja karena saking banyaknya. Tidak ada yang beli. 

Hal yang dirasakan Maman mungkin kita lihat juga. Di Facebook kita baca puisi. Di Instagram kita temui puisi. Di Twitter X puisi berserakan. Di WAG puisi berseliweran. Di thread berlimpah puisi. Di dinding wc umum terpahat puisi. 

Sangat menggembirakan. Dengan puisi orang menjadi hidup. Atau karena hidup orang berpuisi. 

Maman menduga puisi berlimpah ini karena sebuah puisi Taufiq Ismail di bawah ini. 

DENGAN PUISI, AKU

(KARYA TAUFIQ ISMAIL)

Dengan puisi,aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun