Mohon tunggu...
Didot Prakoso
Didot Prakoso Mohon Tunggu... -

"Dengan tulisan anda dapat bercerita kepada dunia, Dengan membaca anda dapat lebih tahu segala hal "\r\n(Didot) \r\n\r\n\r\nSemua karya tulisan bisa dilihat di www.jongjava.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerita Untuk Lala

14 Juni 2012   06:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:00 1617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Huuh... Napa si maya? Selalu aja gitu" kata indah
"Jangan janga maya sebenarnya tidak mau main dengan kita" sapa agung
"Atau mungkin maya tidak betah tinggal di sini! Secara dia dari kota" balas mira, seolah tau mau kalah pendapatnya dengan teman yang lain
"Sudahlah... Mungkin dia ada sesuatu yang gak mau diketahui oleh kita kita" balas maya, sambil menenangkan pikiran teman temannya.

"Benar juga kata indri. Gimana kalau kita ikutin aja ke rumahnya, sapa tau kita menemukan alasan kenapa maya gak mau kumpul ama kita kita" kata
Indah
"ide bagus, tapi jangan sampe ketauan ama maya" balas sali.

******

Hari pun silih berganti, esok, lusa, tulat, tubin... Dan saat yang dinanti pun tiba. Hari sabtu, jam pelajaran berakhir pada 11.30, tak ada kegiatan ektrakurikuler setelahnya. Seperti biasa maya pamit kepada teman temannya untuk pulang. Rencana pun telah disiapkan, indri, sali, indah, ika, mira dan retno kecuali agung yang dari hari jumat tak masuk sekolah, belakangan diketahui agung sakit demam. Indri dan genk nya menguntit dari belakang maya, selang jarak 500 meter. Entahlah maya menyadarinya atau tidak, namun pada hari itu maya tidak langsung pulang, maya mampir ke toko kecil tempat menjual alat tulis dan buku cerita. Kelihatannya seperti toko loakan buku buku bekas. 5 menit berlalu maya keluar dari toko buku loak tersebut dan akhirnya menuju rumah, tak ada tanda tanda aneh yang diperlihatkan maya. Hanya saja sepanjang perjalanan pulang maya selalu tertunduk sambil membaca buku yang baru saja dibelinya, seolah dia tidak butuh pengelihatannya untuk menuju ke rumah. Kaki dan badan maya pun tampak sangat terkordinasi dengan keadaan jalan yang dilaluinya. 20 menit berjalan kaki, akhirnya sampai juga di rumah maya. Bukan sebuah rumah istimewa, tapi juga bukan seongoh rumah yang jelek. Masih ada beberapa halaman didepan rumah maya, cukup untuk menampung 1 sepeda motor dan 1 sepeda dan beberapa tanaman pot.

Cukup lama indri dan teman teman mengawasi rumah maya dari warung makan yang letaknya 3 rumah diseb rang rumah maya.
"Kita sekarang mau ngapain nih? Udah sejam kita disini" tanya indri kepada temannya
"Tunggu bentar lagi..." Jawab sali
"Koq seperti tidak ada kehidupan di rumah maya" saut retno

Ibu pemilik warung pun kelihatannya sudah gerah dengan tingkah laku indri dan teman temannya

"Kalian teman maya?" Tanya ibu pemilik warung
Duuaaarrr..... Bagai geledek di siang hari yang membuyarkan konsentrasi teman temannya indri

"Aa... Anu... Ngak bu, kami bukan temannya maya" jawab retno
"Temannya juga tidak apa apa"b alas ibu, "tapi kenapa kalian tidak mengetok rumahnya saja" ibu pun kembali bertanya dengan curiga

"Maaf bu, benar kami temannya maya. Kami cuman heran saja dengan tingkah laku maya akhir akhir ini di sekolah. Makanya kami menguntitinnya ingin tau kenapa maya aneh akhir akhir ini" jawab indri kepada ibu, entah kenapa tiba tiba indri berkata jujur, mungkin ada perasaan khawatir dihati kecil indri, takut takut nanti malah dilaporkan sama hansip. Jadi tambah berabe deh...
"Kenapa kalian tidak tanya langsung aja ama anaknya, toh dirumah cuman ada maya dan adiknya" jawab ibu penjaga warung
Belum selesai indri dan temannya menjawab penjelasan ibu, tiba tiba suara yang tak asing mengagetkan mereka.

"Kalian ngapain disini?" tegur maya

Mampus deh... Demi langit dan bumi yang telah mengacaukan rencana rahasia kami, gumam retno

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun