"Pada kesempatan ini, saya tidak akan berbicara kebaikannya beliau. Sudah cukup saya mendengarnya dari orang lain sejak tadi." Sambil menarik nafas sebentar, dan melanjutkan salam perpisahannya....
"Saya akan bercerita bagaimana saya menghabiskan hidup bersama suami saya" sambil menghela nafas, kemudian dina melanjutkan lagi
"Pernahkah anda mendengar suara petir di malam hari?" Tanya dina pada semua yang hadir.
"GGRRRROOOKKK DUUARR..."
"seperti itulah suara ngorok yang tiap malam saya nikmati bersamanya. Sesekali saya juga mendengar suara kentutnya..." Semua yang hadir pada pemakaman ikut tersenyum geli mendengar cerita dina.
"Pernahkah anda mengurus bayi besar? Yang setiap saat minta dibuatkan air panas untuk mandi, susu hangat dan telur setengah matang tiap pagi? Dan di sore harinya secangkir kopi panas dan pisang goreng?" Tanya dina
"Saya melakukan semua itu selama hampir 26 tahun! Dan sebulan terakhir ini saya sudah tidak mendengar rewelan dia lagi...." Sesekali dina mengusap air matanya
"sebulan terakhir ini saya sering terbangun dari tidur, bukan karena terganggu dengan suara ngorok atau kentutnya. Tapi tanda bahwa dia masih ada di sisiku" tari, anak pertamanya menghampiri, sambil memeluk dan menguatkan hati dina.
"Begitu pun dengan kebiasaan lainnya... Kini dihadapan jenasah, saya telah kehilangan cerita-cerita indah dan lucu itu. Kita tak akan pernah tahu, kapan pasangan kita akan meninggalkan kita? Atau justru kita duluan yang akan meninggalkan pasangan kita! Selagi masih ada waktu bersama pasangan kita, pergunakanlah waktu yang tersisa itu" tagas dina kepada semua yang ikut menghadiri pelepasan jenasah aldi.
Ucapan terima kasih dina, disambut penuh haru oleh semua yang hadir. Dina pun dihampiri oleh kedua putrinya yang tidak ikut berdiri dengannya. Dengan pelukan dan ciuman keempat wanita yang paling dicintai oleh almarhum berdiri tepat disebelah jenazah.
*****
Setelah itu suami dina mulai dibawa ke areal pemakaman dan beristirahat dengan tenang.