Mohon tunggu...
Didot Prakoso
Didot Prakoso Mohon Tunggu... -

"Dengan tulisan anda dapat bercerita kepada dunia, Dengan membaca anda dapat lebih tahu segala hal "\r\n(Didot) \r\n\r\n\r\nSemua karya tulisan bisa dilihat di www.jongjava.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Selamat Jalan Sayang

12 Juni 2012   01:45 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:05 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Din..."
"Iya..." Sambil menatap wajah aldi
"Aku ingin menikahi kamu, sekiranya dengan pekerjaan ku saat ini aku siap membuat kamu bahagia... Maukah kamu terima pinangan ku ini?" Dipegangnya kedua tangan dina. Tiba-tiba dari balik kedua tangan aldi yang tengah menggengam erat tangan dina, di pasangkan sebuah cincin emas putih bertatahkan berlian kecil di jari manis dina.

"Apakah aku harus menjawab saat ini?" Tanya dina dengan wajah penuh canda

"Kalau kamu jawab besok, mungkin hati ini sudah ada yang memiliki..." Balas aldi dengan canda, seolah tak mau kalah bercandaan dengan dina.

"Ya udah kalo gitu... Sana aja ama yang lain..."

"Jangan ngambek donk... Kam kamu duluan yang mulai" saut aldi sambil berharap dijawab pinangannya

"Iya, aku mau..."
"Mau apa?"
"Iya... Mau ama kamu.!"
"Mau apa? Yang jelas donk jawabnya"

Kesal juga dina, merasa dijahilin sama aldi
"Iya, aku mau menjadi istrimu... Puas?"
"Gitu donk... Kan jelas klo kamu menerimanya"
"Terus kapan kamu mau ngomong ama ortu ku?"
"Nanti malam. Gimana?"
"Kayaknya mereka ada di rumah... Sekalian kamu antar aku pulang ya..."
"Iya donk... Masa calon istri aku biarkan pulang sendiri naik becak?"

Dan aldi pun menggandeng tangan dina mengitari taman lembang yang penuh dengan cerita cinta mereka...

*****

Kini, setelah 26 tahun usia pernikahannya dan dikarunia 3 orang putri, dina harus menerima kenyataan pahit. Aldi telah meninggalkannya untuk selama-lamanya. Dihadapan jenasah suami tercintanya dina membuka salam perpisahannya.

"Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengucapkan salam perpisahan pada suami saya. Terima kasih pula saya ucapkan kepada saudara, teman dan kerabat almarhum suami saya yang telah meluangkan waktunya untuk mengantar almarhum ketempat peristirahatan terakhirnya..." Dina terdiam sebentar, sambil mengusap air mata yang sejak semalam tak habis-habisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun