Mengapa penting di Indonesia?
Selain oleh beberapa negara di atas, gagasan ini juga didukung oleh tokoh-tokoh publik seperti aktris dunia Angelina Jolie dan Kate Hudson serta Duchess of Sussex, Meghan Markle.
Secara rata-rata, mereka yang menerapkan gagasan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidasketaraan gender yang memberikan kepercayaan pada sistem patriarki sebagai sistem sosial yang memegang pengaruh besar di berbagai bidang seperti politik hingga ekonomi.
Adapun dari ketiga artikel opini Geotimes, Media Indonesia, dan Jurnal Perempuan sepakat mengungkapkan bahwa menguatnya sistem patriarki di masyarakat berbanding lurus dengan peningkatan angka kekerasan terhadap perempuan.
Berdasarkan CATAHU (Catatan Tahunan Kekerasan terhadap Perempuan) 2019 yang diterbitkan Komnas Perempuan, kasus kekerasan terhadap perempuan di tahun 2019 meningkat hingga 431.471 dari tahun sebelumnya 406.178. Tidak hanya itu, dalam 12 tahun terakhir kasus kekerasan perempuan juga meningkat sebanyak 792%.
Di samping gerakan feminisme yang membela kaum perempuan, nyatanya metode neutral gender dapat menjadi penengah diantara sistem patriarki yang mendominasi dan gerakan feminisme yang sedari dulu telah didengungkan dan diharapkan metode ini juga memunculkan penghargaan pada mereka yang tidak termasuk keduanya (kaum transpuan atau biasa disebut waria) yang juga menjadi kaum minoritas
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H