Mohon tunggu...
Jonathan Marselinus Franz
Jonathan Marselinus Franz Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Tugas

Tugas sekolah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peristiwa Sejarah Dalam Ruang, Dimensi Dan Perkembangannya

9 September 2024   20:16 Diperbarui: 9 September 2024   20:46 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

Kebanyakan siswa-siswi yang belajar sejarah merasa bahwa peristiwa sejarah itu hanya masa lalu, dan efek-efek dari sejarah hanya relevan di masa lalu. Pola pikir tersebut mengasumsi bahwa sejarah yang baik maupun buruk tidak bisa terulang. 

Pemikiran seperti itu sangat berbahaya. Karena hal itu akan merampok pengalaman dari peristiwa-peristiwa nenek moyang kita yang mungkin telah menghadapi masalah yang sama dan telah menemukan solusi dari masalah tersebut. Kalau kita melanjutkan dan menyebarkan pola pikir ini, semua manusia akan seperti tergenang air, karena terperangkap dan mungkin mengulangi kesalahan yang sama.

Peristiwa seperti perang dunia satu dan dua, pembunuhan presiden Abraham Lincoln dan pembunuhan presiden John F Kennedy, serta pembunuhan massal di sekolah sandy hook di tahun 2012 dan sekolah Stoneman Douglas High School di tahun 2018 adalah contoh-contoh peristiwa buruk yang seperti setetes air dari lautan peristiwa buruk lainnya.

Ada banyak alasan untuk kita belajar sejarah. Ini karena sejarah tersebut mungkin merupakan identitas negara kita, pelajaran sejarah juga bisa untuk memperdalam ilmu pengetahuan kita, dan juga bisa untuk mengetahui bagaimana suatu tradisi tercipta, dan lain-lainnya.

Tetapi sadar atau tidak, kita sudah tahu tentang alasan-alasan tersebut, dan sejarah merupakan alasan kenapa tercipta nya ilmu pengetahuan.

Sebenarnya banyak dari kita masih suka belajar seminimal mungkin pelajaran sejarah, maupun itu sejarah tradisi, suku, atau bahkan negara, semua ini bukan karena murid malas, atau bosan, atau bahkan tidak peduli tentang sejarah. Tetapi cara mengajarnya yang sangat datar membuat murid-murid bosan.

Ini karena kita mempresentasikan peristiwa sejarah hanya sebagai tanggal dan kejadian, tanpa ada analisis tambahan atau perspektif tokoh-tokoh yang mengalami peristiwa tersebut.

Ini bukan hanya membosankan tapi bisa juga memutus salah satu alasan untuk belajar sejarah, yaitu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan apresiasi terhadap suatu negara di bidang pengetahuan atau tradisi. Karena tanpa konteks kenapa, bagaimana, dan siapa, kata-kata seperti “pada tanggal 17 Agustus, Indonesia merdeka”, atau “perang dunia 2, telah berakhir pada tanggal 2 September” tidak memiliki arti signifikan. Dan tidak mengatakan berapa banyak jiwa-jiwa yang hilang di perang dunia 2 atau usaha-usaha yang dilakukan oleh penduduk dan pahlawan Indonesia untuk memerdekakan Indonesia.

Makalah ini bukan hanya untuk mengatakan apa itu peristiwa sejarah, tapi juga untuk mendorong dan menyemangati anda untuk belajar sejarah dan peristiwa dari tokoh-tokoh yang mengalami kejadian tersebut. Dan juga untuk menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk memahami masalah-masalah tersebut dan juga solusinya.

Isi

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun