Mohon tunggu...
Jonathan Diego Susanto
Jonathan Diego Susanto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penghijauan dan Reforestasi sebagai Solusi terhadap Dampak Pembangunan Ibu Kota Nusantara yang Terburu-Buru

17 November 2024   12:42 Diperbarui: 17 November 2024   13:14 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Alam adalah guru terbesar kita; semakin kita melindungi, semakin kita belajar untuk hidup selaras dengannya." – David Suzuki

Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur adalah proyek monumental yang diharapkan menjadi simbol modernisasi dan pemerataan pembangunan Indonesia. Namun, kecepatan dan skala besar proyek ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap lingkungan. Pembukaan lahan besar-besaran untuk infrastruktur, seperti perkantoran pemerintah, jalan, dan fasilitas umum, berpotensi merusak ekosistem alami yang sangat penting bagi Kalimantan. Reforestasi dan penghijauan kemudian muncul sebagai solusi yang sangat relevan untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh proyek ini.

Salah satu dampak paling signifikan dari percepatan pembangunan IKN adalah deforestasi. Kalimantan adalah rumah bagi salah satu hutan hujan tropis terbesar di dunia. Hal ini membuat Kalimantan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Hutan ini tidak hanya menjadi habitat bagi ribuan spesies flora dan fauna, tetapi juga berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen. Ketika hutan ditebang untuk pembangunan infrastruktur, kapasitas penyerapan karbon berkurang, yang pada gilirannya mempercepat pemanasan global. Selain itu, deforestasi meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor, yang dapat merugikan masyarakat lokal dan mengancam stabilitas ekosistem.

Penghijauan dan reforestasi menjadi solusi yang sangat mendesak dan relevan untuk mengatasi dampak lingkungan ini. Reforestasi merujuk pada penanaman kembali pohon-pohon di area yang sebelumnya hutan tetapi telah gundul akibat aktivitas manusia, sementara penghijauan mencakup kegiatan yang lebih luas, termasuk penanaman pohon di area urban dan area terbuka lainnya untuk memperbaiki kualitas lingkungan.

Urgensi dari Penghijauan dan Reforestasi

Penanaman kembali pohon asli di daerah yang telah ditebang dapat mengembalikan habitat satwa liar dan memulihkan keanekaragaman hayati. Ini sangat penting mengingat banyak spesies di Kalimantan yang terancam punah seperti orang utan, bekantan, dan berbagai spesies burung endemik.

Penanaman kembali pohon juga menjadi solusi untuk mengurangi emisi karbon. Pohon memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca utama yang menyebabkan pemanasan global. Dengan meningkatkan luas hutan melalui reforestasi, kapasitas Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dapat ditingkatkan sehingga membantu negara mencapai target iklim yang telah ditetapkan.

Implementasi Penghijauan dan Reforestasi yang Efektif

Untuk memastikan bahwa program penghijauan dan reforestasi benar-benar efektif, ada beberapa langkah penting yang harus diambil menyangkut keterlibatan komunitas lokal, penanaman spesies pohon endemik, dan zona hijau di kawasan urban. 

Penanaman pohon harus menggunakan spesies yang asli dari hutan Kalimantan, bukan tanaman asing yang berpotensi merusak ekosistem lokal. Pohon-pohon seperti meranti, ulin, dan damar dapat membantu memulihkan ekosistem dengan cara yang paling alami. Hal ini membuat keberhasilan program reforestasi bergantung pada partisipasi masyarakat setempat. Masyarakat adat dan penduduk lokal harus dilibatkan dalam setiap tahap, mulai dari perencanaan hingga implementasi karena mereka memiliki pengetahuan tentang ekosistem lokal dan dapat membantu memilih spesies pohon yang tepat untuk ditanam.

Selain memulihkan hutan, penting juga untuk memastikan bahwa pembangunan IKN menyisakan ruang hijau yang cukup di kawasan perkotaan. Taman kota, hutan kota, dan koridor hijau harus dirancang dengan baik untuk memastikan kualitas udara yang baik dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Penghijauan dan reforestasi bukanlah proyek sekali jalan. Proyek tersebut membutuhkan perawatan berkelanjutan. Pohon-pohon yang baru ditanam juga harus dijaga dan diawasi selama beberapa tahun pertama untuk memastikan pertumbuhan yang sehat. Oleh karena itu, program penghijauan dan reforestasi pada skala besar membutuhkan pendanaan yang cukup. Selain menggunakan anggaran nasional, Indonesia dapat mencari bantuan dari organisasi internasional yang peduli dengan konservasi hutan, seperti United Nations Environment Programme (UNEP) atau lembaga filantropi yang fokus pada lingkungan. Program reforestasi juga bisa menjadi peluang untuk mengakses dana iklim global, dengan imbalan pengurangan emisi karbon yang signifikan. Selain itu, pemerintah dapat bermitra dengan LSM, akademisi, dan sektor swasta untuk memastikan bahwa program ini mendapat dukungan jangka panjang.

Penghijauan dan reforestasi adalah solusi yang sangat penting untuk mengurangi dampak negatif pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terburu-buru. Langkah-langkah ini tidak hanya membantu memulihkan ekosistem Kalimantan yang rusak, tetapi juga memperkuat ketahanan lingkungan Indonesia terhadap perubahan iklim. Dengan melibatkan komunitas lokal, menggunakan spesies pohon asli, dan memastikan dukungan jangka panjang, pemerintah dapat menjalankan program yang berkelanjutan dan berdampak positif. Jika dilaksanakan dengan baik, reforestasi dan penghijauan dapat menjadi warisan lingkungan yang berharga untuk generasi mendatang, memastikan bahwa pembangunan IKN tidak mengorbankan kelestarian alam yang sangat penting bagi kehidupan di Bumi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun