Mohon tunggu...
Joline Keyne
Joline Keyne Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sang Penghancur Menuju Kepunahan?

25 Agustus 2018   18:10 Diperbarui: 25 Agustus 2018   18:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit : phillyvoice.com

Manusia cenderung berpikir bahwa merekalah yang memenuhi seluruh dunia. Apakah itu benar ? Sejujurnya, terdapat satu mahluk kecil yang kasat mata yang kita lupakan. Mahluk ini yang secara signifikan lebih melimpah dan menutupi lebih banyak permukaan Bumi daripada manusia. Mahluk tersebut adalah bakteri.

Bakteri sendiri adalah organisme hidup mikroskopis yang dapat ditemukan dimana-mana di sekitar kita. Bakteri merupakan anggota dari kelompok besar mikroorganisme uniseluler (bersel satu) yang memiliki dinding sel tetapi tidak memiliki organel dan inti yang terorganisir. Bakteri bisa bersifat membahayakan atau kurang menguntungkan yaitu dapat menyebabkan infeksi ataupun penyakit. Tetapi bisa saja menguntungkan, seperti dalam proses fermentasi (seperti dalam wine) dan dekomposisi.

Mahluk kecil ini ditemukan pertama kali pada tahun 1676 oleh Anton Van Leeuwenhoek. Ia pertama kali mengamati bakteri melalui mikroskop dan menyebutnya "animalcules". Awal mulanya, Royal Society meragukan teorinya mengenai penemuan organisme bersel satu mikroskopis. Tetapi, kemudian Leeuwenhoek meyakinkan Royal Society untuk mensetujui hasilnya. Akhirnya, sekitar akhir tahun 1670-an,  Leeuwenhoek mengirim data dan gambar rinci mengenai penemuannya di  bakteri dan alga ke Royal Society di London.

Pada tahun 1838, Kristen Jerman Gottfried Ehrenberg menyebut mereka sebagai bakteri, dari kata "baktria" yang merupakan bahasa Yunani. Hal ini berarti "tongkat kecil", walaupun pernyataan ini sesuai dengan fakta yaitu bakteri pertama yang ditemukan merupakan bakteri berbentuk seperti tongkat, tetapi juga terdapat bakteri yang berbentuk seperti spiral dan bola.

Moffett pernah berkata bahwa "Jika Anda melihat ke atas dan ke bawah ukuran makhluk hidup, bacteri mendominasi skala mereka, manusia mendominasi skala mereka, semut cenderung mendominasi hal-hal di antaranya." (www.bbc.com)

Seperti kata Moffet, setiap mahluk memiliki kekuasaan atas skalanya masing-masing. Tidak beda dengan bumi yang manusia pijak setiap harinya telah melewati evolusi miliaran tahun. Manusia sudah mengenal bumi dengan baik apa adanya, tetapi manusia tidak memiliki banyak kekuasaan atas apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Bukan sebuah rahasia lagi bahwa situasi lingkungan di bumi kita ini semakin rumit. Tidak hanya global warming tetapi juga terdapat polusi industri, dan  tidak lupa maraknya penebangan hutan hujan. Disamping hal tersebut, ada juga masalah besar mengenai kepunahan spesies atau mungkin lebih besar yaitu kepunahan massal. Suhu lingkungan lokal menjadi kurang stabil akibat mundurnya lapisan Es Wisconsin saat Pleistosen akhir, maka beberapa habitat dihilangkan, menyusut dan menghilang. (Gibbons, 2004)

credit : bbc.co.uk
credit : bbc.co.uk
Kata "kepunahan massal" mungkin  terdengar sangat mendominasi tetapi itu bukanlah sesuatu yang tidak biasa. Dapat dilihat secara fakta, kita sudah mengalami beberapa kepunahan beberapa kali. Selama 500 juta tahun terakhir, sudah ada lima kepunahan massal menyebabkan dari 14% hingga 84% dari keluarga untuk hilang sepenuhnya. Bahkan, 11 ribu tahun yang lalu, sekitar 100 spesies terestrial mati. 

Salah satunya adalah kepunahan Mammoth. Seperti yang kita ketahui hal ini terjadi karena kejadian-kejadian evolusi pada masa itu. Alasan populer yang sering diberikan untuk kematian Woolly Mammoth ini adalah ketika Bumi mulai memanas, iklim dunia menjadi terlalu ekstrim bagi Mammoth. 

Mammoth terbiasa hidup dalam kondisi yang dingin. Selain itu, para ilmuwan juga berpendapat bahwa sebuah asteroid atau komet besar akan menghantam Amerika Utara, yang mengarah ke pencairan lapisan es, kebakaran hutan ekstrim, dan deru angin kekuatan angin topan.

Di abad ke-21 ini, tidak ada yang tahu berapa banyak spesies yang terancam punah. David Wilcove memperkirakan ada 14.000 hingga 35.000 spesies yang terancam punah di Amerika Serikat, yaitu 7 hingga 18 persen flora dan fauna dari keseluruhan. IUCN telah menilai sekitar 3 persen spesies yang dijelaskan dan mengidentifikasi bahwa 16.928 spesies di seluruh dunia sebagai terancam punah, atau sekitar 38 persen dari yang dinilai. 

Penilaian menunjukan bahwa spesies terancam punah selama empat tahun terakhir, IUCN melaporkan bahwa dunia tidak akan memenuhi tujuan untuk membalikkan tren kepunahan menuju kepunahan spesies pada tahun 2010.( www.biologicaldiversity.org)

Disinikah muncul suatu pertanyaan adalah jika beberapa spesies hewan maupun tumbuhan yang sudah diprediksi dapat menuju kepunahan. Apakah si dekomposer yang biasa mengurai bangkai mereka dapat punah ?

Leon C. Megginson, seorang penulis terkenal pernah menulis bahwa " Bukan yang terkuat atau paling cerdas yang akan bertahan tetapi mereka yang dapat menghadapi perubahan dan beradaptasi dengan sangat baik."

Bakteri adalah salah satu bagian kehidupan yang paling produktif dan paling sukses untuk beradaptasi oleh evolusi di planet kita. Semua sel memiliki karakteristik umum yang membuat mereka hidup, tetapi mereka juga memiliki karakterisitiknya sendiri yang membuat mereka unik. Mahluk seperti manusia, hewan, dan tumbuhan merupakan sel eukariotik. Sel Eukariotik adalah sel yang memilih membran inti sel. Sedangkan bakteri merupakan sel prokarotik yang berarti mahluk kecil ini tidak memiliki membran inti sel.

Prokariotik dalam bakteri dapat dibagi menjadi 2 yaitu Eubacteria dan Archaebacteria. Dulunya Eubacteria ataupun Archaebacteria menjadi satu di Kingdom Monera. Namun, setelah Carl Woese menemukan bahwa Eubacteria dan Archaebacteria memiliki perbedaan, Kingdom Monera sudah tidak digunakan lagi dan menculah kingdom untuk kedua macam bakteri ini. Perbedaan kedua bakteri ini dilihat berdasarkan perbedaan genetiknya.

Tentang banyaknya bakteri di dunia, Penelitian dari University Of British Columbia memprediksi bahwa terdapat sekitar 1,4 hingga 1,9 juta garis keturunan bakteri saat ini. Mereka juga menyadari perbedaan di perhitungan spesies bakteri dengan kepunahan spesies bakteri sebanyak 45.000 hingga 95.000 dalam waktu milliaran tahun ini.

Sejumlah penelitian telah memperkirakan dinamika diversifikasi tumbuhan dan hewan; namun, tidak ada perkiraan yang akurat untuk bakteri --- bentuk kehidupan yang paling kuno dan tersebar luas di Bumi. Kami memperkirakan bahwa ada garis keturunan bakteri yang masih hidup ketika garis keturunan didefinisikan oleh kesamaan 99% dalam gen RNA ribosom 16S, dan bahwa keragaman bakteri telah terus meningkat selama 1 miliar tahun terakhir. (Stilianos Louca, 2018)

Kembali lagi ke bahasan mengenai kepunahan bakteri. Jika kita melihat sekitar kita, apa yang selalu ada disekitar kita yang membuat kita sering beradaptasi. Jawabannya adalah lingkungan hidup atau habitat. Selama beberapa dekade terakhir, para ilmuwan telah tertarik mengani organisme yang hidup di lingkungan yang ekstrim. 

Organisme itu dikenal dengan nama extremophiles, tumbuh subur di habitat yang untuk bentuk kehidupan terestrial lainnya tidak dapat ditolerir atau bahkan mematikan. Mereka tumbuh subur di es, dan larutan garam, serta kondisi asam dan basa; beberapa mungkin tumbuh dalam limbah beracun, pelarut organik, logam berat, atau di beberapa habitat lain yang sebelumnya dianggap tidak ramah bagi kehidupan. 

Berbagai organisme telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya dapat mentolerir kondisi ini, tetapi mereka juga sering membutuhkan kondisi tersebut untuk bertahan hidup.

Kembali ke kelompok bakteri kita.  National Institute of Health menyatakan bahwa Archaebacteria adalah kelompok utama yang berkembang di lingkungan yang ekstrim (merupakan Extremophiles). Archaebacteria memiliki dinding sel yang berupa Pseudopeptidoglikan memiliki lapisan lemak (lipid) ekstra yang merupakan tameng mereka dan alasan mereka dapat hidup di lingkungan yang ekstrim.

Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dibagi menjadi:

  1. Metanogen yang merupakan jenis Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, ataupun di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2.
  2. Halofil merupakan jenis Archaebacteria yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi sekitar 12 -- 15%. Sedangkan kadar garam dalam laut hanya sekitar 3,5 %.
  3. Termofil yang merupakan jenis Archaebacteria yang dapat bertahan pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam.

Dapat dilihat bahwa meskipun anggota kelompok ini umumnya kurang serbaguna daripada bakterilain ataupun  eukariota, mereka umumnya cukup cangih dalam hal  beradaptasi dengan kondisi ekstrim. Misalnya, archaeal strain kandleri archaeal 116 tumbuh pada 122 C (252 F) yang merupakan suhu tertinggi yang pernah dicatat). Sedangkan genus Picrophilus termasuk organisme yang hidup di lingkungan terasam yang saat ini dikenal. Mereka dapat hidup pada pH 0,06. Hal ini menunjukan bahwa bakteri tetapi dapat hidup di lingkungan ekstrim sekalipun.

Seperti yang sudah dicantumkan sebelumnya, bakteri sangatlah melimpah. Ilmuwan menggunakan perumpamaan bahwa jika ada 1 mati, muncul 1000 lagi. Bakteri dapat berkembang biak secara cepat dan tidak menggunakan waktu yang lama. Perkembanganbiakan bakteri sendiri dibagi menjadi dua yaitu aseksual dan seksual.

Secara seksual dibagi menjadi 3 yaitu :

  • Transformasi adalah perpindahan DNA dari sel bakteri ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi , DNA akan menggantikan sebagian dari sel bakteri, tetapi proses ini tidak melalui kontak langsung.
  • Transduksi adalah transfer materi genetik dari bakteri ke bakeri yang lain. Dalam transduksi, bakteriofag akan menginfeksi suatu bakteri.
  • Konjugasi adalah terjadinya transfer DNA dengan menggunakan jembatan pilus.

Sedangkan, secara aseksual dengan 3 cara yaitu :

  • Pembelahan biner adalah reproduksi sel bakteri dengan membelah diri yang identik.
  • Fragmentasi adalah reproduksi dengan cara menumbuhkan bagian baru di induk aslinya.
  • Tunas adalah cara reproduksi dengan mereplika materi genetik yang kemudian ditransfer kepada tunas yang masih melekat pada tubuh induk. Saat sudah siap dan bertumbuh, maka tunas tersebut akan lepas dari induknya

Dengan kedua cara ini, masing-masing jenis bakteri cepat berkembang biak. Menurut penelitian, beberapa bakteri seperti Escherichia coli dapat membelah setiap 20 menit dengan syarat suhu dan nutrisi yang baik. Ini berarti hanya dalam 7 jam satu bakteri dapat menghasilkan 2.097.152 bakteri. Itu sebabnya kita dapat dengan cepat menjadi sakit ketika mikroba patogen menyerang tubuh kita.

credit: ucmp.berkeley.edu
credit: ucmp.berkeley.edu
Bakteri pasti tidak lepas dengan yang bernama masa lalu dengan bukti bahwa salah satu bakteri yaitu Cyanobacteria.  Tampaknya mengejutkan bahwa bakteri dapat meninggalkan fosil sama sekali. Cyanobacteria ini telah meninggalkan catatan fosil yang  hampir 3,5 miliar tahun lamanya. Gambar diatas merupakan fossil bakteri Cyanobacteria dari Bitter Springs Chert di Australia tengah.

Akhir kata, meskipun tingkat kepunahan yang relatif tinggi, bakteri terus beradaptasi secara dengan baik sepanjang sejarah. Sebagai sebuah kelompok, mereka juga berhasil mengatasi peristiwa kepunahan massal di seluruh planet.  

Terlepas dari kepunahan spesies individu yang sering dan stabil, penelitian ini menunjukkan bahwa --- secara keseluruhan --- bakteri telah terdiversifikasi secara eksponensial tanpa gangguan. Jika ini benar, itu berarti bahwa organisme kuno dan relatif sederhana seperti bakteri masih memiliki potensi untuk menemukan cara baru untuk bertahan hidup. (Chris Balma,2018)

Secara keseluruhan, jumlah garis turunan bakteri saat ini benar-benar mengesankan. Apakah bakteri bisa punah ? Jawabannya ya dan tidak. Mereka dapat punah pada tingkat yang sangat rendah. Bakteri mungkin akan punah dalam tingkat spesies, tetapi tidak secara keseluruhan. Seperti contohnya ditemukannya fosil bakteri yang tidak ada lagi di jaman ini.

Semoga artikel ini bisa membantu para pembaca mengenai bakteri dan kemungkinan punahnya bakteri. Saya minta maaf jika ada perkataan yang tidak berkenan di hati para pembaca. Terimakasih telah membaca artikel saya. AMDG.

Daftar Pustaka :

https://www.nature.com/articles/s41559-018-0625-0

https://science.ubc.ca/news/do-bacteria-ever-go-extinct-new-research-says-yes-bigtime

https://www.vocabulary.com/dictionary/bacteria

https://explorable.com/discovery-of-bacteria

National Research Council (US) Committee on Scientific Issues in the Endangered Species Act. "Species Extinctions: Extinctions Over Geological Time." NCBI. U.S. National Library of Medicine, n.d. Web. 27 Sept. 2016.

https://www.nationalgeographic.com.au/history/why-did-the-woolly-mammoth-die-out.aspx

https://www.biologicaldiversity.org/programs/biodiversity/elements_of_biodiversity/extinction_crisis/

https://www.int-res.com/articles/esr2007/3/n003p205.pdf

http://www.bbc.com/earth/story/20150211-whats-the-most-dominant-life-form

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4187170/

https://www.perpusku.com/2015/12/perkembangbiakan-bakteri-secara-seksual-aseksual.html

http://www.ucmp.berkeley.edu/bacteria/bacteriafr.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun