Berdasarkan habitatnya, Archaebacteria dibagi menjadi:
- Metanogen yang merupakan jenis Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik yang ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan dan manusia, ataupun di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2.
- Halofil merupakan jenis Archaebacteria yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi sekitar 12 -- 15%. Sedangkan kadar garam dalam laut hanya sekitar 3,5 %.
- Termofil yang merupakan jenis Archaebacteria yang dapat bertahan pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam.
Dapat dilihat bahwa meskipun anggota kelompok ini umumnya kurang serbaguna daripada bakterilain ataupun  eukariota, mereka umumnya cukup cangih dalam hal  beradaptasi dengan kondisi ekstrim. Misalnya, archaeal strain kandleri archaeal 116 tumbuh pada 122 C (252 F) yang merupakan suhu tertinggi yang pernah dicatat). Sedangkan genus Picrophilus termasuk organisme yang hidup di lingkungan terasam yang saat ini dikenal. Mereka dapat hidup pada pH 0,06. Hal ini menunjukan bahwa bakteri tetapi dapat hidup di lingkungan ekstrim sekalipun.
Seperti yang sudah dicantumkan sebelumnya, bakteri sangatlah melimpah. Ilmuwan menggunakan perumpamaan bahwa jika ada 1 mati, muncul 1000 lagi. Bakteri dapat berkembang biak secara cepat dan tidak menggunakan waktu yang lama. Perkembanganbiakan bakteri sendiri dibagi menjadi dua yaitu aseksual dan seksual.
Secara seksual dibagi menjadi 3 yaitu :
- Transformasi adalah perpindahan DNA dari sel bakteri ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi , DNA akan menggantikan sebagian dari sel bakteri, tetapi proses ini tidak melalui kontak langsung.
- Transduksi adalah transfer materi genetik dari bakteri ke bakeri yang lain. Dalam transduksi, bakteriofag akan menginfeksi suatu bakteri.
- Konjugasi adalah terjadinya transfer DNA dengan menggunakan jembatan pilus.
Sedangkan, secara aseksual dengan 3 cara yaitu :
- Pembelahan biner adalah reproduksi sel bakteri dengan membelah diri yang identik.
- Fragmentasi adalah reproduksi dengan cara menumbuhkan bagian baru di induk aslinya.
- Tunas adalah cara reproduksi dengan mereplika materi genetik yang kemudian ditransfer kepada tunas yang masih melekat pada tubuh induk. Saat sudah siap dan bertumbuh, maka tunas tersebut akan lepas dari induknya
Dengan kedua cara ini, masing-masing jenis bakteri cepat berkembang biak. Menurut penelitian, beberapa bakteri seperti Escherichia coli dapat membelah setiap 20 menit dengan syarat suhu dan nutrisi yang baik. Ini berarti hanya dalam 7 jam satu bakteri dapat menghasilkan 2.097.152 bakteri. Itu sebabnya kita dapat dengan cepat menjadi sakit ketika mikroba patogen menyerang tubuh kita.
Akhir kata, meskipun tingkat kepunahan yang relatif tinggi, bakteri terus beradaptasi secara dengan baik sepanjang sejarah. Sebagai sebuah kelompok, mereka juga berhasil mengatasi peristiwa kepunahan massal di seluruh planet. Â
Terlepas dari kepunahan spesies individu yang sering dan stabil, penelitian ini menunjukkan bahwa --- secara keseluruhan --- bakteri telah terdiversifikasi secara eksponensial tanpa gangguan. Jika ini benar, itu berarti bahwa organisme kuno dan relatif sederhana seperti bakteri masih memiliki potensi untuk menemukan cara baru untuk bertahan hidup. (Chris Balma,2018)
Secara keseluruhan, jumlah garis turunan bakteri saat ini benar-benar mengesankan. Apakah bakteri bisa punah ? Jawabannya ya dan tidak. Mereka dapat punah pada tingkat yang sangat rendah. Bakteri mungkin akan punah dalam tingkat spesies, tetapi tidak secara keseluruhan. Seperti contohnya ditemukannya fosil bakteri yang tidak ada lagi di jaman ini.
Semoga artikel ini bisa membantu para pembaca mengenai bakteri dan kemungkinan punahnya bakteri. Saya minta maaf jika ada perkataan yang tidak berkenan di hati para pembaca. Terimakasih telah membaca artikel saya. AMDG.