Kedua, kemampuan berlalu-lintas jauh lebih kompleks dibandingkan sekedar kemahiran atau ketrampilan apalagi sekedar refleks memgemudi.
Sayang bahwa di negara kita, Indonesia tercinta, ujian praktik SIM masih terbatas dilakukan di halaman samsat dan hanya menguji ketrampilan, kemahiran dan refleks mengemudi saja.Â
Untuk motor misalnya ujian zig-zag membentuk angka 8 dan untuk mobil misalnya adalah ujian parkir dan berhenti di tanjakan
Seberapa banyak kecelakaan dilakukan karena kita pengendara di Indonesia tidak tahu cara berlalu-lintas dengan benar? Menyalib atau mendahului dari sisi kiri? Berhenti atau malah parkir di tempat dilarang berhenti? Melaju pelan-pelan di lajur kanan di jalan bebas hambatan? Atau malah tancap gas saat mendekati lampu lalu lintas? Masuk persimpangan tanpa mengerti siapa yang punya prioritas? Pindah lajur tanpa menyalakan lampu sein?
Tidak hanya angka kecelakaan, intensitas kemacetan pun pasti akan berkurang jika kita semua paham cara berlalu-lintas. Cara menuju ke sana tidak lain adalah perombakan dalam pendekatan dan metode ujian praktik SIM di Indonesia yang sekarang berlaku.
- Pluit, 30 Oktober 2022
***
*Di Jakarta, entah apakah marka zebra di tepi trotoar bermakna tertentu sebagai rambu. Yang jelas seorang gubernur terdahulu pernah sempat mengecat marka itu dengan warna pelangi dengan alasan estetika!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H