"Masuk ke bundaran di depan dan ambil jurusan ke bandara San Pablo!"
"Masuk ke jalan bebas hambatan!"
"Coba menepi dan berhenti sebentar 20 meter dari sini"
"Coba dahului mobil di depan kita!"
Dan lain-lain.
Pada setiap perintah, sang penguji selalu dengan cermat melihat gerakan saya, bahkan setiap tatapan mata saya pun dia amati.
Koordinasi gerak saya sebagai pengemudi yang diuji seperti ditaruh di bawah kaca pembesar. Ke mana mata saya menatap (ke spion tengah, kanan, atau kiri), cara saya memutar kemudi dan memindah gigi.
Di luar itu jelas kecepatan dan percepatan mobil yang saya kendarai jadi obyek penilaian sang penguji. Perpindahan gigi yang menyeimbangkan perputaran mesin dan kecepatan yang aman dan nyaman adalah salah satu kriteria penilaian.
Penempatan posisi mobil di lajur yang tepat juga salah satu kriteria penilain yang terpenting. Di lajur mana mobil harus melaju di lajur yang lurus, saat akan membelok ke kanan, saat akan membelok ke kiri dan seterusnya.
Mengemudi di persimpangan dan bundaran tanpa lampu lalu lintas adalah salah satu hal tersulit bagi para kandidat. Pertama, kita harus tahu pengemudi dari arah mana yang memiliki prioritas dan kedua, lagi-lagi kita harus tahu menempatkan mobil di lajur yang tepat sesuai tujuan pergerakan kita.
Keawasan kita terhadap rambu juga sangat menentukan. Adalah kesalahan fatal jika kita tidak mengurangi kecepatan saat mendekati zebra cross atau lampu lalu lintas. Lupa berhenti total saat mendekati persimpangan dengan tanda bahwa jalan kita bukan prioritas juga akan mengurangi penilaian dengan drastis.