Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

"Kita" yang Memiskinkan Bahasa Indonesia

18 Mei 2021   15:42 Diperbarui: 3 Juni 2021   18:18 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buatan sendiri diolah dari Canva.

Yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa kita selalu menggunakan "kita" menggantikan "kami" dalam bahasa tidak resmi karena kita tidak mengerti bedanya. Ringbom (1987) menyebutkan bahwa penyederhanaan kaidah dapat dilakukan oleh penutur asli suatu bahasa karena yang bersangkutan memiliki keterbatasan kognitif, seperti halnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang belajar bicara.

Apakah banyak di antara kita sebagai orang dewasa penutur bahasa Indonesia yang memiliki keterbatasan kognitif untuk mengerti perbedaan atanra "kami" dengan "kita"?  Jika memang banyak, apakah ini disebabkan karena proses pembelajaran bahasa Indonesia kita yang kurang baik?

Kekayaan bahasa Indonesia

Adanya perbedaan arti antara kata "kami" dan "kita" dalam bahasa Indonesia sesungguhnya adalah suatu kekayaan. 

Bahasa-bahasa bangsa barat seperti bahasa yang berakar germanium seperti Inggris dan Belanda hanya memiliki kata (we, us, wij, ons) yang tidak membedakan apakah lawan bicara kita ikutsertakan dalam predikat (kita) atau tidak (kami). Demikian pula bahasa berakar latin seperti Perancis (nous, on) atau Spanyol (nosotros). 

Pada bahasa-bahasa asing tersebut, perbedaan antara "kami" dan "kita" hanya dapat ditangkap melalui konteks percakapan secara keseluruhan, sementara dengan memakai kata "kami" atau "kita", dalam bahasa Indonesia kita sudah bisa langsung membedakan tanpa harus melihat konteksnya. 

Akhirnya jelas bahwa "kami" dan "kita" adalah dua kata yang mampu membedakan subyek pembicaraan atau kalimat secara eksistensialis yang tidak dimiliki misalnya oleh bahasa-bahasa Barat. Lalu mengapa kita justru memiskinkan atau menyederhanakan kekayaan Bahasa Indonesia tersebut?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun