Mohon tunggu...
Jepe Jepe
Jepe Jepe Mohon Tunggu... Teknisi - kothak kathik gathuk

Males nulis panjang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Soal Agama "Pak Ganjar": Gawat Darurat Pendidikan Dasar Kita

10 Februari 2021   13:44 Diperbarui: 10 Februari 2021   14:45 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: melihatindonesia.com

Mungkin akan ada yang mendebat bahwa hubungan keduanya bukanlah sebab-akibat melainkan melulu ideal yang diimpikan terjadi. Dengan kata lain, seyogyanya seorang manusia yang mendapat rezeki banyak akan semakin bersyukur.

Apakah ideal seperti ini benar? Saya tidak yakin.

Dalam ajaran agama mana pun, saya yakin bahwa manusia selayaknya dan se-ideal-nya tetap bersyukur. Rasa syukur itu idealnya sama besarnya saat yang bersangkutan menerima rezeki banyak, menerima rezeki sedikit, menerima untung maupun malang.

Secara empiris maupun secara ide, bisa disimpulkan bahwa asumsi ini gugur karena cacat. Rasa syukur seseorang tidaklah tergantung alias independent dari rezeki yang ia terima.

2. Cacat Logika

Buat saya ini adalah kecacatan yang terparah dalam soal tersebut. Ada dua penyebab soal tersebut cacat logika.

Pertama, bagaimana seorang peserta didik bisa menyimpulkan profil seorang Pak Ganjar, apakah ia seorang yang beruntung, beriman, rugi atau sukses, berdasarkan atas beberapa asumsi di mana minimal salah satunya sudah terbukti cacat?

Kedua, jika kita mengasumsikan bahwa kedua asumsi tesebut sahih atau tidak cacat, seorang peserta didik saya yakin akan tetap kesulitan untuk mendeduksi alias menyimpulkan profil seperti apa Pak Ganjar tersebut.

Jika kita anggap bahwa kedua asumsi sebelumnya sahih, maka ada dua fakta yang dapat kita ketahui dari pertanyaan itu:

Fakta 1: Pak Ganjar mendapat rezeki banyak

(tapi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun