Bunda Maria yang MenangisÂ
Paso yang diarak, tidak hanya memperlihatkan episode-episode kisah sengsara Yesus. Maria, Ibunda Yesus mendapat tempat tersendiri dalam prosesi Semana Santa.
Dalam Injil, Maria selalu digambarkan sebagai Ibu yang selalu setia menyertai sang Anak, Yesus, dalam setiap peristiwa bahkan sampai wafatnya di kayu salib.Â
Maria yang di Spanyol dipanggil sebagai La Virgen (Sang Perawan) atau Nuestra Señora (Bunda Kami), selalu dilukiskan sebagai sosok ibu yang tidak banyak bicara namun selalu merenungkan dan menyimpan segala peristiwa yang dialaminya di dalam hatinya. Dalam prosesi pekan Semana Santa, meditasi akan peran Maria Sang Bunda diwujudkan dalam bentuk patung Maria yang bersedih dan menangis seperti yang bisa dilihat pada perarakan Hermandad Sacramental de la Esperanza yang direkam penulis pada tautan di sini.
Saeta: Nyanyian Ratapan yang Menyayat HatiÂ
Yang tak kalah menarik adalah tradisi menyanyikan saeta, yang contoh syairnya dapat dilihat di awal tulisan ini.Â
Saeta merupakan puisi duka atau ratapan yang dinyanyikan dengan nada dan cengkok flamenco. Umumnya saeta dinyanyikan oleh seorang ibu dari atas balkon apartemen. Rombongan paso akan berhenti di depan balkon untuk mendengarkan saeta yang dinyanyikan secara live dengan suara yang kuat tanpa microfon, megafon ataupun sound system lainnya.Â
Sangat kuat pengaruh masa kekalifahan di Andalusia. Hal ini dapat didengar dari nada saeta yang mendayu yang mengingatkan pada lantunan azan yang merdu yang dapat dilihat pada rekaman video yang diambil penulis di bawah ini. Kata "por que" yang dilantunkan sang ibu penyanyi saeta dengan sangat panjang dan perlahan mempertanyakan "mengapa...": mengapa ya Tuhan kau rela disesah dan disabli disalib? Â
Untuk teman-teman yang merayakannya: Â Selamat berpekan suci dan mempersiapkan Paskah!Â