Mohon tunggu...
Riyadijoko Prastiyo
Riyadijoko Prastiyo Mohon Tunggu... Penulis lepas -

Pemuda, Pembaca, Penulis, Pengamat Sejarah dan Penikmat Sastra. www.theriyadijoko.info theriyadijoko@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Pemberontakan ala Tulus

5 Agustus 2016   18:59 Diperbarui: 6 Agustus 2016   19:14 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baik buruk perubahanku tak akan kau sadari
Kita berevolusi
Bila kita ingin tahu seberapa besar rasa yang kita punya
Kita butuh ruang

Jika “Pamit” menyiratkan pesan persatuan, “Ruang Sendiri” malah menyiratkan pesan reliji. Tulus pun berdakwah melalui cinta, sebagaimana Gus Dur melawan melalui humor.

Sungguh besar kuasa-Nya.

Tulus telah membuktikan bahwa pemberontakan itu tidaklah harus mengerikan. Tulus telah mematahkan paradigma Mao Zedong perihal “revolusi yang bukan sekadar jamuan makan malam”. Di tangan Tulus, pemberontakan bisa seindah putri malu yang enggan tersentuh embun pagi. Pemberontakan tidaklah harus seperti Letkol. Untung yang berakhir buntung. Walau terkadang pemberontakan yang tulus betul-betul akan bernasib seperti Wiji Thukul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun