4. Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus mampu merancang layanan yang dapat membantu peserta didik menyelsaikan masalahnya dengan cara bertahap dan dapat diterima semua anggota kelompok.
5. Jika jumlah anggta kelompok dalam layanan masalahya terlalu rumit, pemimpin kelompok akan kesulitan untuk mengondisikan penugasan.
6. Pendekatan pada teknik ini memunyai kelemahan yaitu bergantung pada interaksi verbal dan komunikasi dua arah, dimana pendekatan ini memiliki keterbatasan dalam membantu peserta didik dengan alasan apapun tidak dapat mengekspresikan kebutuhan, pilihan, dan rencananya dengan baik.
Kegiatan pada layanan ini melibatkan beberapa pihak. Pertama, saya sebagai konselor (pemimpin kelompok) yang memberikan layanan konseling kelompok. Kedua, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala sekolah yang memberikan izin serta dukungan dalam pelaksanaan praktik. Ketiga, Guru mata Pelajaran yang juga merupakan mahasiswa PPG, kebetulan kami bekerjasama dan saling membantu dalam pelaksanaan PPL dan perannya adalah sebagai operator zoom dan IT. Keempat, peserta didik kelas X ULW SMK Negeri 1 Selo yang berjumlah 5 orang sebagai penerima layanan konseling kelompok. Kemudian tidak lupa Dosen dan Guru Pamong PPG Kategori 1 Gelombang 2 UKSW Salatiga yang selalu memberikan bimbingan kepada saya selaku mahasiswa PPG Dalam Jabatan ini.
Mencari tahu penyebab masalah serta akar penyebab masalah kenapa peserta didik merasa tidak betah di rumah (bosan), kemudian menentukan solusi pemberian layanan dengan mencari dan menentukan teknik/ pendekatan yang paling tepat dan sesuai dengan permasalahan yang ada. Setelah menemukan layanan dan teknik selanjutnya saya menyusun perangkat pemberian layanan, mulai dari RPL, LKPD, rubrik evaluasi, dan rencana tindak lanjut. Selain itu tidak lupa berkomunikasi dan menyambut baik kepada anggota kelompok yang mempunyai masalah agar lebih merasa diterima dan lebih antusias, sehingga memunculkan motivasi kepada anggota kelompok dalam mengikuti pemberian layanan. Setelah selesai memberikan layanan kemudian melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah dalam pemberian layanan konseling kelompok ini mampu merubah perilaku anggota kelompok sehingga merasa betah di rumah (tidak bosan).
Beberapa langkah di atas dlakukan untuk menhadapi tantangan atau masalah yang harus segera diselesaikan dengan baik oleh seorang guru profesional, selain beberapa langkah di atas dilakukan juga sosialisi oleh guru bimbingan dan konseling terkait macam-macam layanan yang ada dalam bimbingan konseling. Penyampaian informasi terkait pengaruh yang dapat  menyebabkan rasa tidak betah di rumah kepada anggota kelompok dalam upaya merubah perilakunya agar tetap termotivasi dalam belajar dan betah di rumah saat setelah pulang sekolah.
Kegiatan layanan ini menggunakan strategi Layanan Konseling Kelompok dengan pendekatan Reality Teraphy teknik WDEP dengan materi "Tidak betah di rumah (Bosan)". Guru bimbingan konseling sebagai pemimpin kelompok melakukan layanan dengan berpusat pada anggota kelompok agar pemahaman anggota kelompok  terkait layanan konseling ini dapat meningkat yaitu dengan penggunaan WDEP sehingga anggota kelompok dapat menganalisis masalahnya yaitu keinginan dan tindakan-indakan yang akan dilakukan dalam mencapai keinginan serta rencana ke depan atau komitmen apa yang akan dilakjukan. Dengan menggunakan teknik ini anggota kelompok dapat saling memberi masukan dan terjadi dinamika kelompok yang membuat anggta kelompok dapat menemukan solusi dari masalah yang dialami.
Pada layanan ini terdapat 3 tahap yang harus dilalui. Mulai dari tahap awal, tahap inti/kegiatan dan tahap penutup. Pada tahap awal dimulai dengan salam dan berdoa, kemudian membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, kegiatan apa yang dilakukan setelah pulang sekolah dan ice breaking). Kemudian menyampaikan tujuan layanan, menjelaskan langkah-langkah, tugas dan tanggung jawab peserta didik dan yang terakhir menanyakan kesiapan peserta didik untuk melanjutkan ke tahap inti/kegiatan.
Selanjutnya masuk pada tahap inti/kegiatan. Saya sebagai guru bimbingan dan konseling memandu jalannya kegiatan. Yang pertama saya menanyakan atau meminta setiap anggota kelompok mengemukakan masalahnya, keinginannya, apa yang sudah dilakukan untuk mencapai keinginan tersebut dan komitmen apa yang akan dijalani. Setelah anggota kelompok menyampaikan semua masalahnya kemudian menyepakati masalah siapa dulu yang akan dibahas dan jika sudah sepakat maka dilanjutkan dengan membahas masalahnya serta memberikan kesempatan kepada anggota kelompok untuk saling menyampaikan saran dan masukan kepada anggota kelompok yang sedang dibahas masalahnya. Setelah itu, jika sudah menemukan solusi yang akan dicoba maka membuat kesimpulan dari hasil konseling yang kemudian mengajak untuk berkomitmen terhadap Langkah yang akan dilakukan dan memberikan penguatan kepada anggota kelompok.
Tahap terakhir adalah penutup. Sebagai guru bimbingan konseling saya mengajak anggota kelompok untuk membuat kesimpulan terkait dengan layanan yang telah disampaikan. Anggota kelompok menyampaikan kesimpulan tentang kegiatan yang telah dilaksanakan.
Setelah itu, meminta anggota kelompok untuk mengisi lembar evaluasi yang dituangkan dalam google formular yang sudah disediakan. Akhir kegiatan ditutup dengan berdoa dan salam.