Berdasarkan hasil AKPD kelas X ULW menunjukkan bahwa 16,7% (5 dari30) peserta didik tidak betah tinggal di rumah sendiri dan merasa bosan dan setelah dilakukan analisis kajian literatur dan wawancara, diketahui bahwa penyebab peserta didik tidak betah tinggal di rumah adalah :
1. Suasana rumah tidak nyaman.
2. Siswa lelah saat pulang sekolah masih harus membantu bekerja orang tuanya.
3. Orang tua tidak memberi rasa nyaman.
4. Korban dari perceraian orang tua, tidak ada perhatian.
5. Tidak memiliki teman di rumah.
6. Orang tua tidak peduli dengan kondisinya.
Kondisi inilah yang menjadi latar belakang masalah dan mengakibatkan terganggunya semangat dan motivasi belajar di kelas.
Oleh karena itu saya sebagai guru bimbingan dan konseling harus melakukan tindakan berupa layanan konseling kelompok kepada peserta didik yang mempunyai masalah tidak betah di rumah. Dari uraian diatas maka dibuat sebuah rencana pemberian layanan konseling kelompok dengan metode realiti terapi teknik WDEP dengan tema "Tidak Betah di Rumah (Bosan)".
Setelah melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik maka masalah ini sangat penting untuk diberikan layanan segera sebagai pencegahan dalam mencapai tujuan layanan yaitu agar peserta didik dapat merubah perilaku sehingga merasa betah di rumah (tidak bosan). Layanan konseling kelompok dengan metode realiti terapi teknik WDEP dengan tema "Tidak Betah di Rumah (Bosan)" sangat tepat diberikan kepada peserta didik karena berbagai pertimbangan antara lain:
1. Cahyani (2019) dalam Tesisnya yang berjudul Keefektifan Konseling Kelompok Realita Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional dan Kebahagiaan Siswa SMK Ibu Kartini Semarang menyatakan bahwa konseling kelompok realita dapat dijadikan sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan kebahagiaan siswa.