Upaya keenam adalah menjamin kesehatan masyarakat dan jaminan hari tua. Mekanisme ini secara langsung akan menjamin kontinuitas struktur demografi nasional sehingga tingkat mortalitas atau kematian tetap bisa ditekan dan dapat menjamin segala kebutuhan masyarakat di usia lanjutnya kelak. Implementasinya sudah terlihat sejak sekarang dengan maraknya program pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jamkesda, Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Jaminan Ketenagakerjaan serta dana pension bagi pegawai negeri.
Upaya ketujuh adalah merangsang tumbuhnya industri kreatif. Mengingat saat ini fase Bonus Demografi Indonesia dihadapkan pada kondisi persaingan ekonomi bebas era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), maka percepatan tumbuh dan pesatnya industri berbasis kreativitas menjadi kunci utama.Â
Orientasi industri kreatif yang padat karya diharapkan selain mempunyai backward lingkagedan forward lingkage yang tinggi, juga mampu mendongkrak kualitas pertumbuhan ekonomi nasional. Daya serap industri kreatif terhadap suplai tenaga kerja yang terbilang tinggi menjadi sektor ini sangat potensial menurunkan angka DR Indonesia secara signifikan. Dengan begitu, daya tahan Bonus Demografi yang terjadi di Indonesia akan tinggi, bahkan mungkin tidak sampai tahun 2030, Indonesia akan menjadi negara maju dan sejajar dengan negara lainnya.
Upaya kedelapan adalah meningkatkan riset dan penggembangan atau Research and Development(R & D) di bidang Demografi. Upaya ini merupakan tugas dari BKKBN dan pihak lainnya yang terkait kependudukan Indonesia untuk terus melakukan penelitian dan pengembangan program, baik reformasi program maupun inovasi program. Upaya itu tidak lain bertujuan untuk melakukan berbagai rekayasa demografi Indonesia, terutama dari segi struktur penduduknya sekaligus melakukan berbagai simulasi demografi untuk perencanaan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.
Jadi jelaslah bahwa Bonus Demografi itu hendaknya kita manfaatkan secara maksimal. Itu memerlukan berbagai upaya dan perencanaan. Sebab, bila tidak demikian, yang timbul justru Zonk Demografi atau kesia-siaan alias kegagalan demografi. Hal itu tentu bukanlah harapan. Dengan demikian, seluruh elemen bangsa dan negara Indonesia ini harus ‘hadir’ di dalam menyukseskan momentum Bonus Demografi ini agar mampu mencapai cita-cita nasional, yaitu kesejahteraan.
Â
Sumber referensi:
Badan Pusat Statistik (BPS). 2014. Statistik Indonesia 2014. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta: BPS.
BPPN, BPS dan PBB. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 – 2035. Jakarta: BPS.
Bank Dunia. 2011. Indonesia’s Intergovermental Transfer : Response of Demograhpic and Urbanization Shifts.