Mohon tunggu...
Joko Hariyono
Joko Hariyono Mohon Tunggu... Ilmuwan - Doctor of Philosophy

Karir: - Kerjasama Luar Negeri, Pemda DIY Pendidikan - Ph.D dari University of Ulsan (2017)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menemukan Format Belajar dari Rumah Serasa di Sekolah

5 Agustus 2020   08:18 Diperbarui: 5 Agustus 2020   08:32 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Peran Sekolah

Jika pemerintah berperan sebagai regulator dan penentu kebijakan, sekolah atau lembaga pendidikan berperan sebagai fasilitator sekaligus aktor pelaksana. bagaimana proses pembelajaran seharusnya dilakukan. Dibutuhkan kemampuan lembaga pendidikan untuk dapat menerjemahkan kebijakan yang ditetapkan pemerintah menjadi implementasi teknis.

Jika sekolah menjadi fasilitator, maka tenaga pendidik atau guru adalah aktornya. Pada proses BdR, tidak hanya dibutuhkan kemampuan guru untuk mengajar, terutama kemampuan konvensional seperti kemampuan menguasai audience, kemampuan presentasi dan menjelaskan di depan kelas, hingga kemampuan untu meyakinkan siswa. Guru juga membutuhkan kemampuan penguasaan teknologi informasi, video conference, bagaimana membuat presentasi materi yang baik, kemampuan menggunakan sumber daya multimedia dan cloud internet, bahkan aplikasi pembelajaran melalui internet. Jika dulu kemampuan itu hanya dibutuhkan untuk guru TI, sekarang semua guru dituntut mempunyai kemampuan tersebut.

Tujuan akhir dari kemampuan yang dimiliki Guru adalah bagaimana mereduksi kualitas pembelajaran akibat gap antara proses pembelajaran tatap muka dan BdR. Di samping itu, wali kelas juga berperan sebagai fasilitator yang baik bagi anak-anak didiknya. Bagaimana kita akan mengaharapkan output hasil yang terbaik, tanpa didasari oleh kemampuan wali kelas memetakan kemampuan siswa-siswanya. JIka pihak sekolah melihat terjadinya gap yang besar pada kemajuan belajar seorang siswa, antara pemebalajaran tatap muka dan BdR, maka wali kelas perlu mendiskusikannya orang tua sebagai pendamping siswa selama BdR.

3. Peran Orang Tua

Jika pada pembelajaran normal di sekolah, peran orang tua mempunyai porsi yang tidak terlalu besar, maka pada BdR, peran orang tua adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi siswa agar bisa mengikuti proses BdR sebaik-baiknya. Bagaimana bisa mengkondisikan agar anak belajar dari rumah, namun ia bisa mengikuti proses sepenuhnya tanpa diganggu oleh suasana di rumah, yang tidak jarang kurang kondusif untuk belajar.

Jika dulu orang tua tidak semuanya sepakat memberikan gawai hingga anaknya dirasa cukup dewasa, kini gawai menjadi perlatan utama BdR. Hanya perlu mengkondisikan kapan ia perlu memegang gawai, kapan ia harus belajar dengan mode senyap.

Belajar dengan gawai pun, tidak serta merta bisa di adaptasi dengan mudah oleh si Anak. Terkadang orang tua harus memberi effort lebih dengan mengajari bagaimana mengoperasikan aplikasi yang digunakan selama BdR. Kita bisa membayangkan betapa repotnya orang tua untuk mengajari anaknya menggunakan gawai, bahkan ia sendiri belum pernah menggunakan aplikasi tersebut.

Meskipun permasalahan ini di luar proses perencanaan meningkatkan mutu pembelajaran, tidak jarang ini menjadi kerikil tajam untuk menghasilkan mutu pembelajaran yang baik. Dibutuhkan kerjasama orang tua agar bisa aware dengan keadaan di rumah, agar bisa menciptakan iklim dan suasana belajar yang kondusif bagi siswa.

Kembali ke soal -17 -- (-10) = ....

Hingga kemarin, putri saya masih bertanya-tanya bagaimana cara menghitung soal di atas. Saya membebaskan fikirannya untuk berusaha menemukan jawabannya. Dengan melihat youtube paparan gurunya, membaca-baca buku paket, atau mencoba-coba dengan menggunakan garis bilangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun