Sebagai kota pelabuhan bersejarah 2.200 tahun dan kota dengan kekayaan budaya serta kuliner khas Kanton ini memang tak henti-hentinya berhenti diulas berbagai media pariwisata. Kota metropolitan berpenduduk lebih dari 13 juta ini mempunyai daftar panjang destinasi yang mungkin tidak cukup untuk diselesaikan dalam waktu singkat, namun dapat disajikan ulasannya dengan ringkas.
Meskipun destinasi yang diulas di sini hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan termasuk dalam daftar populer, tetapi beberapa di antaranya tidak termasuk populer dalam ulasan media arus utama pariwisata.
Ulasan meliputi Menara Kanton (Canton Tower), Sungai Mutiara (Pearl River), Gedung Opera Guangzhou (Guangzhou Opera House), Perpustakaan Kota Guangzhou, Masjid Huaisheng, jalan Shangxiaju, pasar ikan Huangsha, Toko Buku 1200, dan Pulau Shamian. Destinasi-destinasi ini dipilih berdasarkan aspek kepopuleran, ikonik, megah, dan unik.
1. Menara Kanton
Salah satu ikon yang mendapat banyak perhatian adalah menara Kanton di pusat kota. Landmark setinggi 604 meter ini pernah menjadi bangunan tertinggi di Tiongkok sebelum disalip menara Shanghai (632 m). Khas berbentuk hiperboloid, atau dikatakan travelchinaguide.com seperti pinggang ramping seorang gadis, menara ini diresmikan untuk Asian Games ke-16 tahun 2010.
Wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan menyeluruh kota Guangzhou, namun bisa menjajal sky drop atau free fall di ketinggian antara 485-455 meter, makan di restoran, nonton film, dan naik bubble tram untuk menikmati panorama kota di ketinggian 455 meter. Meskipun terlihat menarik, namun kadang-kadang wisatawan harus menahan ketidakpuasannya karena asap polusi kota dan antrian panjang pada hari libur.
2. Sungai Mutiara
Sungai Mutiara (pearl river) atau Zhu Jiang adalah sungai terpanjang ketiga di Tiongkok, setelah sungai Yangzi dan sungai Kuning. Untuk menikmati sungai ini, wisatawan dapat dengan nyaman berjalan kaki di koridor, sepanjang pinggiran sungai, sepanjang 23 kilometer.
Sungai selebar 180 meter ini juga dapat dinikmati oleh wisatawan dengan naik kapal pesiar. Selain berpesiar, wisatawan juga akan menikmati makanan dengan memilih paket yang disediakan. Namun sayang, beberapa ulasan dari wisatawan mengatkan tidak terlalu puas dengan makanan yang disediakan di atas kapal.
Waktu berlayar menyusuri sungai adalah sekitar 1 jam. Sebelum memutuskan untuk naik kapal, pastikan wisatawan memperhatikan harga paket yang ditawarkan.
3. Gedung Opera Guangzhou (Guangzhou Opera House)
Selain gedung opera Beijing yang berdesain mengagumkan, maka desain gedung opera Guangzhou juga tidak kalah menakjubkan. Didesain oleh arsitek Irak, Zaha Hadid, gedung ini sangat besar,luas, menjulang kokoh penuh granit, unik, dan modern. Keindahan gedung opera lengkap dengan danau buatan di sampingnya.
4. Perpustakaan KotaÂ
Tidak jauh dari Gedung Opera Guangzhou, terdapat perpustakaan kota yang juga berdesain futuristik. Perpustakaan berlantai 8 ini menyediakan buku, materi audio-visual, dan, materi digital lainnya.
Total koleksi di perpustakaan yang dibuka tahun 2013 ini sebanyak 3,8 juta buku dan 425 ribu e-book. Selain itu, sebanyak 500 komputer dan 4.000 kursi disediakan bagi pengunjung.
Tidak hanya membaca atau melihat-lihat koleksi perpustakaan, banyak pengunjung juga terlihat berjalan-jalan, mengelilingi perpustakaan yang luasnya 100 ribu meter persergi, serta mengobrol di kafe dalam perpustakaan. Kesan perpustakaan adalah tempat wisata yang harus dikunjungi sangat terasa di sini.
Bagi umat Islam, mengunjungi masjid Huasheng di Guangzhou adalah pilihan yang penting mengingat masjid ini merupakan yang tertua di Tiongkok, dan salah satu yang tertua di dunia.
Konon masjid yang mempunyai menara putih setinggi 36 meter ini dibagun pada 627 M oleh Sa`d ibn Abi Waqqas. Meskipun beberapa sarjana tidak menemukan bukti ilmiah tentang kedatangannya ke Tiongkok, namun Islam memang telah masuk pada abad ke-7 karena Guangzhou sebagai kota pelabuhan yang telah didatangai pedagang dari Timur Tengah.
Situasi di dalam kompleks masjid sangat teduh oleh pepohonan, termasuk dua pohon kurma yang menjulang tinggi sejajar, berposisi seolah menyambut pengunjung setelah memasuki gerbang utama.
Kaligrafi indah transparan menghiasi langit-langit lorong gerbang masuk. Selain gedung utama untuk beribadah, beberapa gedung lain menyimpan kitab-kitab suci dan literatur Islam. Selain penduduk sekitar yang terlihat beribadah, juga dapat dijumpai pengunjung dari berbagai negara, melakukan ibadah salat di masjid ini.
6. Jalan Shangxiajiu
Jalan sepanjang 1,2 km dan memiliki sedikitnya 300 toko ini menyajikan bangunan klasik, bergaya perpaduan Eropa-Tionghoa. Nama Shangxiajiu diambil karena area ini terletak di antara jalan Shangjiu dan Xiajiu.
Selain memanjakan wisatawan dengan barang-barang klasik dan modern, jalan ini juga terkenal dengan jajanannya, baik khas Kanton maupun jajanan modern. Satu hal yang sayang untuk dilewati sewaktu mengunjungi jalan ini adalah mencicipi kulinernya, yaitu makanan laut dan dim sum. Dim sum dan makanan laut seringkali terlihat di pinggir jalan. Pastikan pilih tempat yang cukup bersih dan jauh dari kesan jorok.
Pasar ikan Huangsha menjadi alternatif tujuan bagi pecinta makanan laut. Pasar yang terletak di dermaga sebelah pulau Shamian ini menjual berbagai tangkapan laut.
Bermacam-macam ikan, udang, kepiting, cumi, tiram, kura-kura, dll, Â dipamerkan hidup, segar di kotak-kotak akuarium. Harga yang ditawarkan relatif lebih murah daripada di pusat kota.
Pengunjung tidak hanya diberi pilihan ikan laut yang melimpah, namun juga dapat dimasak sekaligus dengan harga yang cukup murah. Sebagai wisatawan yang akan mengunjungi tempat ini untuk mencoba langsung makanan laut diharap untuk berhati-hati terhadap kecurangan para penjual.
Toko Buku 1200 terdaftar sebagai toko buku wajib dikunjungi oleh CNN pada tahun 2014. Toko buku yang buka 24 jam ini tidak hanya menjual buku, kopi, dan suvenir untuk pengunjung, namun juga menawarkan jasa penginapan gratis bagi para backpacker di kamar pribadi di dalam toko.
Untuk mendapatkan jasa tersebut, pelancong harus mendaftar lewat email toko terlebih dahulu, serta menyatakan latar belakang mereka dan alasan untuk meminta menginap. Pelancong yang diterima menginap dapat diminta untuk berbagi pengalaman mereka dengan pelanggan selama salah satu seminar tengah malam reguler di dalam toko.
Pulau Shamian memiliki sejarah dari dinasti Song (960 - 1279) dan Dinasti Qing (1644 - 1911) yang berfungsi sebagai pelabuhan penting bagi perdagangan luar negeri Tiongkok sebelah selatan.
Kemudian pelabuhan ini menjadi sangat strategis untuk pertahanan kota selama Perang Candu kedua (1856-1860). Dari akhir 1800-an hingga awal 1900-an, sebagian besar fasilitas publik selesai, termasuk bangunan politik seperti konsulat, bangunan budaya seperti gereja, sekolah, serta bangunan komersial seperti bank dan perusahaan.
Demikian ulasan pilihan tujuan wisata Guangzhou berdasarkan pengalaman, dan tentu belumlah memuaskan dibandingkan dengan ulasan wikitravel, travelchinaguide.com, bahkan lonelyplanet sekalipun. Namun dengan sajian ulasan singkat ini, setidaknya tempat-tempat wisata Guangzhou dapat dikenali dengan singkat dan sederhana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H