Ayu tidak mau terima, dia ingin Bima suka kepadanya. Segala cara dia tempuh, selendang mustika yang menurut Pak Prabu juga jimat pelet itu, akhirnya diberikan kepada Bima.Â
Sebelumnya Ayu beralasan kepada Pak Prabu, dia ingin memberikan selendang mustika kepada Widya melalui perantara Bima. Tujuannya setelah Bima menerima selendang itu, Bima menjadi suka kepadanya.Â
Benar saja, Bima terkena pelet dari Ayu sampai mereka melakukan hubungan intim beberapa kali di dalam bilik sinden di daerah terlarang. Hubungan itu akhirnya diketahui oleh Nur secara tidak sengaja.
Awalnya Nur curiga tiap malam Bima keluar, dia mengikuti Bima di jalan setapak sampai ke daerah terlarang. Nur mempergoki mereka berdua, perasaannya campur aduk karena dia tau Bima itu anak yang religius. Nur mana tahu kalau sebenernya Bima terkena guna-guna selendang mustika dari Ayu.Â
Akibat dimabuk 'asmara' Bima sampai lupa memberikan selendang itu kepada Widya, ini membuat si penari lelembut marah.
Di samping berhubungan intim dengan Ayu, Bima juga terkena guna-guna penari lelembut lainnya. Diceritakan ada 2 jimat yang diberikan oleh penari lelembut, karena ternyata penari itu ada 2, yang orang di desa itu biasa menyebutnya dengan sinden kembar.
Seperti cerita Wahyu, dia sering melihat Bima seperti sedang melakukan (maaf) onani di kamar dan terdengar juga suara erangan perempuan dari dalam.Â
Wahyu sebenernya sudah komplain kejadian ini ke Nur, karena dia tau Bima adalah temen satu pondok pesantren Nur dulunya. Nur sempat tidak percaya sampai akhirnya dia mengetahui dengan mata kepala sendiri, Bima berhubungan intim dengan Ayu.
Karena hubungan mereka berdua telah diketahui Nur, dan Bima bersedia bertanggung jawab atas semua tindakan yang mereka lakukan berdua, atas perintah Pak Prabu Ayu menyuruh Bima meletakkan selendang mustika di dalam tas Widya.Â
Ini semua dilakukan tanpa sepengetahuan teman KKN yang lain, karena antara Pak Prabu, Ayu dan kakaknya Ilham telah membuat permufakatan sebelumnya untuk mencelakai Widya. Nur yang dari awal mengetahui kalau Widya selalu diikuti penari lelembut, perhatiannya tidak pernah lepas sedikitpun dari Widya.
Saat Widya ingin membuka tas, Nur secara spontan mencegah Widya mengambil barang yang ada di dalam tas. Merebut tas Widya, di dalamnya dia melihat 2 buah benda asing, satu selendang satunya lagi sebuah benda yang biasa dipakai oleh orang jawa sebagai jimat.