Mohon tunggu...
John Lobo
John Lobo Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi dan Penggagas Gerakan Katakan dengan Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Guru di SMA Negeri 2 Kota Mojokerto Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Diary

Papa, Mama Biarkan Kami Mandiri!

13 September 2021   19:21 Diperbarui: 13 September 2021   19:41 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh John Lobo

Seiring perjalanan waktu , usia kedua anak kami saat ini mulai beranjak remaja. Clay usianya 15 tahun dua bulan sedangkan sang adik Diego 13 tahun 4 bulan. Usia mereka berdua terpaut  11 bulan saja. Kini Clay baru memasuki kelas X SMA dan mengambil jurusan IPA serta Diego berada di kelas VIII SMP. 

Beberapa perbedaan diantara keduanya sangat menyolok mulai dari karakter, cara berkomunkasi, selera makan, cara belajar, hingga kesenangan istimewanya yang dilakukan pada waktu senggang dimana Clay menekuni musik Gereja dengan bermain organ dan Diego memilih bermain sepak bola.

Pagi ini, Senin (13/9/2021) sembari sarapan, saya menyampaikan kepada Diego " De, nanti bapak yang antar ke sekolah" ?. Spontan Diego menjawab" Papa, Mama biarkan saya dan kakak mandiri, sekolah saya dan kak Clay kan dekat. Biarkan kakak ke sekolah pakai sepeda motor dan saya memakai sepeda".. 

Setelah menuntaskan sarapan, Diegopun pamit, minta berkat, dan berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda Phoenixnya yang berwarna biru. Sementara Clay mengikuti KBM secara daring dari rumah.

Clay hendak berangkat ke sekolah. dok.pribadi
Clay hendak berangkat ke sekolah. dok.pribadi
Jarak dari rumah ke sekolah Clay sekitar 580 meter dan ke SMP Negeri 4 tempatnya  Diego mengais ilmu sekitar 1.500 Meter. Jawaban Diego masuk akal, mengingat jarak tempuh menuju sekolah mereka berdua tidak membutuhkan waktu yang lama . Jika menggunakan sepeda sekitar 20 menit dan ke SMA menggunakan sepeda motor hanya 5 menit lamanya.

Mendengar Jawaban Diego istriku memandang saya sembari tersenyum dan seolah-olah menyampaikan sesuatu bahwa ada alasan lain yang tersirat dibalik jawaban tersebut.

Jawaban Diego memberikan sebuah penegasan bahwa sebagai orang tua kami diajak untuk mengerti dan memahami serta memperlakukan mereka berdua bukan seperti waktu Taman Kanak-kanak (TKK) maupun Sekolah Dasar (SD) dimana berangkat sekolah harus diantar dan menunggu didepan gerbang sekolah ketika akan menjemput pulang.  

Melalui pengalaman di meja pagi tadi sebagai orang tua kami diajak untuk memahami perubahan sosial dan emosional seperti yang dialami Diego dan Clay dimana mereka ingin kemandirian. 

Pada usia 13-15 tahun mereka ingin agar bisa melakukan sesuatu secara mandiri tanpa bergantung pada orang lain, sekalipun itu orang tuanya. 

Mereka mulai pergi sendiri tanpa ditemani oleh siapapun, menghabiskan waktu luang sendiri. Bahkan saat ini Clay dan diego lebih senang menghabiskan waktu bersama teman untuk ngobrol, bermain game, dll.

Melalui pengalaman di meja makan pagi nilai tanggung jawab mulai tumbuh dalam diri Clay dan Diego. Misalnya Clay yang tertarik menjadi pengurus Osis di sekolah atau Diego yang mulai mencuci pakaiannya olahraganya sendiri ketika pulang latihan sepak bola.

Diego akan ke sekolah. dok.pribadi
Diego akan ke sekolah. dok.pribadi
Bahkan saya amati diantara mereka mulai penasaran dengan banyak hal serta adanya keinginan yang kuat untuk melakukan berbagai hal sebagai ajang mencari pengalaman termasuk dengan hal-hal yang cukup beresiko seperti Clay setelah diminta bantuan untuk mengantar mamanya bukan langsung pulang ke rumah tetapi ingin jalan-jalan ke beberapa tempat di kota Mojokerto.

Memasuki awal masa remaja Clay dan Diego kami mendapatkan banyak pengalaman baru, seperti; cara dan penggunaan bahasa ketika berkomunuikasi, merespon pendapat orang tua, peduli terhadap beberapa pekerjaan di rumah, dll.

Papa, Mama kami ingin mandiri merupakan ungkapan eksplisit dari Clay dan Diego bahwa sudah saatnya mereka diberi ruang untuk berkembang sesuai dengan kapasitas yang dimiliki namun tetap dalam pengawasan orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun