Ini semua berawal dari mata pelajaran sekolah yaitu P5. Tepatnya P5 yang kedua. P5 yang kedua ini temanya berganti menjadi Kebhinekaan. Sekolah membagi 5 pulau per kelas nya. Dari 5 pulau di Indonesia kelas kami mendapat pulau Sulawesi untuk dijadikan referensi penampilan. Banyak diantara kami yang tidak sesuai ekspektasinya dikarenakan mayoritas di kelas kami berasal dari Jawa. Namun, apa boleh buat? Toh kami juga tidak bisa ganti pilihan nya lagi.Â
Referensi pulau nya sudah dapat, tinggal apa yang ingin kami tampilkan. Kami menentukan terlebih dahulu siapa yang menjadi panitia setiap seksi di kelas. Lala pun langsung mengangkat tangan dengan semangat untuk menjadi sutradara ditemani oleh Rachel. Siti dan Nia ditunjuk sebagai ketua yang mengkoordinasi kelas saat berjalannya P5 lewat pemilihan suara setiap siswa.
Namun, dari mereka semua tidak ada yang berasal dari Sulawesi, kecuali Siti. Kami pun bekerja sama mencari penampilan yang bagus untuk ditampilkan nanti dalam gelar karya melalui internet. Untungnya, di kelas kami ada beberapa teman yang berasal dari Sulawesi. Mereka pun mengusul penampilan yang menurut mereka bagus untuk ditampilkan.Â
"Aku punya ide bagaimana kalau kita menampilkan tarian Pagelu, itu asalnya dari Toraja, kampungku." Dio mengusul. Usulan Dio pun ditampung oleh Lala sebagai sutradara.Â
Lala dan Rachel pun mengumumkan sesuatu. "Teman-teman aku punya bayangan, tampilan kita itu ceritanya seperti di pernikahan, namun dalam adat Sulawesi. Gimana tanggapan kalian?"Â
"Boleh tuh lagi pun Tarian Pagellu yang diusul Dio juga biasanya ditampilkan dalam adat pernikahan Toraja. Aku sih setuju." Jawab Sani. Teman yang lain pun mengatakan setuju soal itu.Â
"Oke teman-teman, kita sudah dapat dua ide, yuk usul lagi, kan gak mungkin juga kita menampilkan dua tampilan doang." Lala bilang. Â
"Bagaimana diakhir penampilan kita menyanyi lagu bersama? Aku tadi ketemu lagu dari Sulawesi, judulnya Sipatokaan, kayaknya seru."Lala pun mendengar lagu tersebut lewat youtube dia ia suka dengan lagu tersebut.Â
"Teman-teman setuju ya tampilan bagian akhir? kita akan nyanyi lagu bersama dan lagunya Sipatokaan." Lala mengumumkan.Â
Setelah lama berdiskusi dan banyak usulan yang sudah diterima oleh sutradara, Lala pun berbicara "Oke teman-teman ini kita nyatakan fix ya, tapi jika kalian mau ada usulan lagi boleh, tapi jangan yang mengubah jalan cerita ya."Â
Jalan cerita sudah terbuat, namun belum ada orang yang memerankan peran. "Karena jalan ceritanya sudah kita buat, sekarang peran-perannya nih." Rachel bicara.Â
Banyak peran yang harus diperankan. Dalam script drama diceritakan bahwa akan ada dua laki-laki yang memperebutkan satu wanita, dan si wanita mengajukan untuk melakukan tarung sarung dan yang menang akan menikah dengannya.Â
"Dio kamu yang jadi cowo pertama ya, ntar kamu menang terus nikah sama perempuannya." Lala menunjuk Dio.Â
"Enggak ah, males aku ntar penonton pada ketawa, aku gak bisa acting." Jawab Dio. Dio orangnya lumayan pendiam, tapi jika ia bersama temannya Dio lumayan aktif.
Rachel pun mengatakan sesuatu "Bagaimana kalau kita melakukan audisi, jadi kita suruh mereka semua memerankan peran, nah entar yang acting nya bagus, dia yang memerankan peran itu."
"Gimana setuju gak teman-teman?" Tanya Lala.Â
"Boleh sih, karena itu lebih bagus daripada dipilih, soalnya kalau dipilih ntar takutnya yang dipilih tidak siap berperan." Jawab Siti.Â
Rachel pun langsung menyuruh teman-teman yang lain untuk audisi beberapa peran yang ada drama. Beberapa ada yang terpilih dan ada juga yang tidak terpilih karena memang acting bukan kelebihan bagi mereka yang tidak terpilih.Â
Hari pertama berdiskusi pun selesai bersamaan dengan pemilihan peran drama. Keesokan harinya karena script drama sudah selesai dibuat oleh sutradara, kami pun langsung latihan sesuai dengan peran yang kami dapat. Ada yang latihan bermain musik untuk mengiringi kami nyanyi di akhir penampilan, ada yang latihan menarikan tarian Pagellu, dan ada yang latihan ber-acting drama.Â
Di tengah latihan, Theo sangat tidak serius dibanding yang lainnya. Theo tidak bersemangat saat latihan dan ia bermalas-malasan.Â
"Theo! Latihan nya yang bener! Jangan malas-malasan, yang lainnya aja latihannya serius!" Marah Nia terhadap Theo.
"Woi Theo! Lu latihan yang bener dong! Kasihan yang lainnya udah latihan serius tapi lu malah gak serius, jadi jelek nanti penampilan kita!" Daniel teriak.
Theo yang tidak terima akan hal tersebut  langsung keluar dari kelas dan pergi tanpa izin ke ketua.
"Theo mau kemana itu? Kok gak izin dia?" Tanya Maria.Â
"Marah kayaknya dia, padahal dia sendiri yang latihannya yang gak bener, salah sendiri lah." Kesal Nia.Â
"Kamu sih Daniel, teriakin dia, jadi marah kan dia. Gak akan selesai nih latihannya kalau gini terus." Dio menjawab.
Daniel yang sedang kesal pun memarahi Dio. "Lah kok lu jadi salahin gua? Jelas-jelas itu salahnya Theo yang latihan gak bener. Gua dah bener loh ya marahin dia, kenapa kalian jadi nge-blame in gw? Dasar kelas gak jelas, mending pergi aja gua, gak dihargain gua juga disini!" Daniel pun keluar dari kelas sedang ia marah.Â
Aduhhh, kenapa jadi kacau gini sih? Jadi gak selesai kan latihan kita kalau begini!" Kata Lala.
Seisi kelas pun terdiam setelah dua diantara teman kami keluar dari kelas. Siti dan Nia pun ikut terdiam.
Siti pun mengumumkan sesuatu. "Teman-teman, kita evaluasi aja terlebih dahulu yuk, biar kita bisa tau apa aja kesalahan kita masing-masing, biar nanti waktu tampil kita sudah tiba, kita tidak melakukan kesalahan yang sama."
Teman-teman yang lain setuju akan hal tersebut. Kami semua mengatakan kesalahan apa saja yang sudah kami lakukan selama latihan ini. Ada yang memberi kritik dan saran ke teman yang lainnya, ada juga yang saling meminta maaf. Melihat hal ini Siti tersenyum dan mengingat suatu hal.Â
"Oh iya, teman-teman nanti setelah Theo dan Daniel masuk ke kelas kita minta maaf ya ke mereka, karena udah marahin mereka, harusnya tadi kita jangan marahin dengan suara yang besar, tapi kita tegur aja, oke?" Nia menyuruh Rio untuk mencari Theo dan Daniel. "Rio panggil Si Theo sama Daniel dong."
"Okeh, Kia temenin aku ya cari mereka." Kata Rio.
Rio pun bertemu dengan Theo dan Daniel di dua tempat yang berbeda, dan menyuruh mereka untuk kembali ke kelas. Setibanya mereka berempat di kelas, Nia mengawali permintaan maaf kepada Theo.
"Theo, aku minta maaf ya, sudah marahin kamu tadi, jujur aja aku tadi lagi kesel, jadinya marah ke kamu." Nia meminta maaf ke Theo.Â
"Iya tidak apa-apa Nia, malahan harusnya aku yang minta maaf ke kalian semua, karena aku yang tidak serius saat latihan, aku janji akan serius lagi saat latihan", Theo meminta maaf kepada teman-teman yang lain.Â
"Theo, gua juga minta maaf udah teriakin lu tadi, lu maafin gua kan?" Kata Daniel.
"Santai Dan, gua maafin kok." Jawab Theo.Â
"Oh iya gua juga minta maaf ya Dio, tadi gua sempat marah ke elu."Â
"Lah emang tadi kamu marah ke aku ya? Gak inget aku. Aku maafin aja deh."Â
Teman-teman yang lainnya pun tertawa melihat Dio.Â
Setelah kami semua saling meminta maaf kepada satu sama lain, kami bersiap-siap untuk pulang, karena jam sekolah sebentar lagi ingin selesai.Â
"Teman-teman, sebentar lagi udah mau pulang, kita siap-siap pulang yuk, evaluasi yang kita hari ini kita lakukan minggu depan lagi ya, waktu jam P5." Kata Siti.Â
Minggu depan tiba, tepat pada jam pelajaran P5, kami semua melanjutkan latihan dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang kami lakukan saat latihan minggu lalu. Theo yang minggu lalu latihan dengan tidak serius, hari ini ia latihan dengan sungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Tidak hanya Theo, teman-teman yang lain juga latihan dengan sungguh-sungguh.
Hari penampilan pun tiba. Kami dapat kesempatan tampil di urutan ke dua. Saat waktu kami ingin maju ke panggung, kami semua merasa deg-deg an. Kami pun tampil dengan maksimal dan melakukan dengan sebaik mungkin.Â
Penampilan drama pun selesai, para penonton bertepuk tangan setelah selesainya drama kami. Kami pun terharu dan berterima kasih satu sama lain karena sudah bekerja keras selama latihan P5. Setelah selesai acara, kami pun pulang dengan senang hati dan tenang.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI