Â
Pesawatku Indonesia
Perjalanan saya ke Jakarta bersama istri menggunakan Wings Air. Rute perjalanannya adalah Ende-Labuan Bajo-Jakarta. Sambil merenung beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi di Indonesia, saya merasa bahwa saya sedang meneropong Indonesia melalui bandara kecil di tengah pulau Flores. Popularitas presiden Jokowi kian mengalami penurunan berdasarkan tingkat kepuasan yang di tulis oleh Kompas edisi November 2023 dari yang semula 80% ke 75,8%. Beritasatu.com juga menyampaikan nada serupa dengan mencatat 79,1% pada awal Desember 2023.
Seiring dengan turunnya pesawat kami ke bandara internasional Soekarno-Hatta, saya merasa bahwa revolusi mental yang digalakan oleh Presiden Soekarno bisa hancur lebur di tangan Presiden Jokowi jika dilemma "ayah atau presiden" tidak segera dituntaskan. Tidak seperti pandangan kebanyakan pengamat yang menuntut etika presiden, Margarito Kamis dalam ILC tanggal 1 februari 2024 secara lugas menjelaskan bahwa ada undang-undang yang memperbolehkan presiden berpihak pada salah satu paslon. Prinsipnya adalah etika atau rasa tidak bisa menjadi penentu benar atau salah suatu teks undang-undang karena hukum akan kehilangan kepastiannya.
Di Tengah arus pro dan kontra tentang pemilu kali ini, revolusi mental harus tetap dilakukan  mulai dari pucuk pimpinan sampai pada akar pemerintahan. Presiden Jokowi sedang diuji oleh revolusi mental yang menjadi ikonnya selama ini. Jika diibaratkan presiden Jokowi adalah pilot bangsa ini maka masyarakat Indonesia jadi penumpannya.Â
Semua berharap bahwa Indonesia bisa mendarat di bandara kesejahteraan, kemakmuran yang adil dan beradab sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 45. Turbulence sedang terjadi pada pesawat kita. Tanpa mental yang kuat, Indonesia akan landing dengan buruk di akhir pemerintahan Presiden Jokowi. Â Jadi, kencangkan sabuk pengaman saudara-saudara !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H